Danau Metana Titan Dapat Membentuk Struktur Gelembung yang Penting bagi Kehidupan, Kata Para Ilmuwan

Pada 25 Desember 2004, wahana Huygens memisahkan diri dari pesawat ruang angkasa Cassini dan mendarat di permukaan berpasir Titan. Wahana ini bertahan selama 72 jam di bulan terbesar Saturnus, mengungkap dunia yang secara kimiawi kompleks dan lebih mirip Bumi daripada perkiraan. Selama bertahun-tahun, para ilmuwan tertarik pada Titan sebagai dunia asing yang mungkin memiliki kondisi tepat untuk menunjang kehidupan, meski dalam bentuk yang sangat berbeda dari Bumi. Penelitian terbaru NASA mengungkapkan bahwa prekursor molekuler kehidupan bisa terbentuk di danau metana Titan, memberi kita kesempatan untuk mempelajari bagaimana kehidupan bermula dan berevolusi di alam semesta.

Dalam sebuah makalah yang baru diterbitkan di International Journal of Astrobiology, tim peneliti NASA menjelaskan bagaimana vesikel—kompartemen kecil berbentuk gelembung atau kantung yang terbungkus membran—dapat terbentuk secara alami di danau-danau Titan. Vesikel dianggap memainkan peran krusial dalam pembentukan kehidupan, sebuah langkah penting dalam menciptakan prekursor sel hidup. Makalah ini meneliti bagaimana kondisi untuk kehidupan bisa berevolusi di lingkungan yang sangat berbeda dari Bumi, memberikan pemahaman baru dalam pencarian kehidupan luar angkasa.

Titan adalah satu-satunya dunia selain Bumi yang diketahui memiliki cairan di permukaannya. Tapi berbeda dengan perairan di Bumi, danau dan laut Titan tidak disarankan untuk berenang karena mengandung hidrokarbon cair seperti etana dan metana. Air sangat penting bagi kehidupan yang kita kenal—tapi bagaimana jika danau Titan memiliki molekul-molekul yang dibutuhkan untuk evolusi kehidupan?

Makalah tersebut menguraikan proses pembentukan vesikel stabil di Titan berdasarkan data yang telah dikumpulkan tentang atmosfer dan kimia bulan ini. Di Bumi, molekul yang disebut amfifil memiliki sifat ganda, dengan ujung hidrofobik (takut air) dan hidrofilik (suka air). Ketika berada di air, molekul-molekul ini secara alami mengatur diri menjadi bola-bola kecil mirip busa sabun, di mana bagian hidrofilik menghadap ke luar untuk berinteraksi dengan air sementara bagian hidrofobik bersembunyi di dalam bola. Ini memungkinkan molekul membentuk struktur kompleks dan mungkin telah menghasilkan membran sel primitif di Bumi purba.

MEMBACA  Judul yang Ditulis Ulang dan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: RM dan V dari BTS Selesaikan Wajib Militer di Korea Selatan Setelah 18 Bulan

Di Titan, vesikel bisa terbentuk berkat siklus meteorologis kompleks bulan ini, menurut makalah tersebut. Metana di atmosfer Titan membentuk awan, yang kemudian menghujani permukaan untuk menciptakan saluran sungai yang mengisi danau dan laut Titan. Cairan di permukaan kemudian menguap dan membentuk awan kembali. Para peneliti dalam studi ini berpendapat bahwa tetesan air hujan dan permukaan laut bisa dilapisi oleh lapisan amfifil. Ketika tetesan ini mendarat di permukaan kolam, kedua lapisan amfifil bertemu dan membentuk vesikel berlapis ganda. Seiring waktu, vesikel akan tersebar di seluruh kolam dan bersaing dalam proses evolusioner yang bisa mengarah pada pembentukan protosel primitif.

“Keberadaan vesikel di Titan akan menunjukkan peningkatan keteraturan dan kompleksitas, yang merupakan kondisi penting bagi asal-usul kehidupan,” kata Conor Nixon, peneliti di Goddard Space Flight Center NASA dan rekan penulis studi, dalam sebuah pernyataan. “Kami sangat antusias dengan ide-ide baru ini karena bisa membuka arah baru dalam penelitian Titan dan mungkin mengubah cara kami mencari kehidupan di Titan di masa depan.”

NASA sedang mempersiapkan peluncuran Dragonfly, misi pertama agensi ke Titan, pada Juli 2028. Lander berbentuk rotorcraft ini akan menjelajahi permukaan bulan Saturnus dan mengumpulkan data tentang atmosfer dan geologinya. Dragonfly akan membantu ilmuwan lebih memahami dunia aneh di mana kehidupan bisa terbentuk dalam kondisi yang sangat berbeda.