Cincin Cerdas Tanpa Langganan Ini Membuatku Malu dan Mengubah Kebiasaan Tidak Sehatku

Sebagai reviewer jam tangan pintar dan pelacak kebugaran yang berpengalaman, jarang aku mendekati produk dengan pandangan yang benar-benar baru—tapi itulah yang terjadi dengan Ultrahuman Ring Air. Ini adalah cincin pintar pertama yang pernah aku uji, dan dalam beberapa hal, itu membuatku jadi orang yang tepat untuk menilainya. Aku melihatnya bukan sebagai biohacker ahli, tapi sebagai pengguna biasa: penasaran, sedikit skeptis, dan bertanya-tanya apakah bisa menggantikan jam tangan pintarku. Lebih penting lagi, apakah benar-benar bisa memperbaiki kebiasaanku?

Ternyata, iya. Bukan karena datanya sempurna akurat (nanti dibahas), tapi karena setelah memakainya selama sebulan lebih, kebiasaan sederhana mencatat data secara konsisten membuatku lebih sadar bagaimana rutinitas harian, terutama tidur, memengaruhi tubuhku. Cincin ini tidak menggantikan jam tanganku, tapi melengkapinya dengan cara yang tidak terduga.

7.4/10 SKOR Ultrahuman Ring Air

Kelebihan
✔️ Tidak perlu langganan untuk data kesehatan lengkap
✔️ Ringan dan nyaman dipakai 24/7
✔️ Baterai tahan hampir seminggu, bahkan dalam mode maksimal
✔️ Metrik penuaan yang membantu identifikasi kebiasaan buruk
✔️ Pelacakan fleksibel untuk pekerja shift atau kehamilan

Kekurangan
✖️ Detak jantung tidak akurat saat olahraga
✖️ Deteksi otomatis aktivitas kurang andal
✖️ Tidak ada penanda posisi sensor di cincin
✖️ Aplikasi membingungkan dan sulit dinavigasi
✖️ Goresan terlihat setelah sebulan pemakaian

Ultrahuman Ring Air bisa jadi pilihan bagus untuk yang ingin mencoba cincin pintar, apalagi jika mencari sesuatu yang lebih halus dari jam tangan. Desainnya ringan dan tahan lama, cocok untuk pelacakan kesehatan jangka panjang. Harganya $349 (+$50 untuk warna emas muda), masih investasi, tapi lebih terjangkau dibanding pesaing seperti Oura yang membutuhkan langganan bulanan.

MEMBACA  Biden Memblokir Penjualan US Steel ke Nippon Steel Jepang | Berita Bisnis dan Ekonomi

Tapi cincin ini tidak untuk semua orang. Kamu harus siap menyelami datanya dan mencerna sendiri metrik yang relevan. Beberapa, seperti Cardio Age dan Sleep Score, mudah dipahami, sedangkan yang lain, seperti suhu tubuh dan stres, lebih sulit diinterpretasi. Kadang, aku merasa terjebak dalam data tanpa jawaban jelas.

Setelah sebulan, aku jadi lebih sadar akan tidur, stres, bahkan metrik tak terduga seperti paparan UV. Konsistensi pencatatan—meski tidak 100% akurat—mendorongku memperbaiki kebiasaan.

Desain lebih baik dari jam tangan, tapi bukan perhiasan
Sebelum memesan, pastikan ukuran pas. Awalnya kupikir tahu ukuranku, tapi ternyata harus pakai sizing kit dari Ultrahuman. Aku memilih ukuran lebih besar agar nyaman dipakai di berbagai jari, terutama saat bengkak karena cuaca atau siklus bulanan.

Cincin ini ringan (2,4–3,6 gram) dengan lapisan titanium dan resin hipoalergenik. Desainnya tidak terlalu mencolok, meski agak tebal. Setelah sebulan dipakai sehari-hari (termasuk mengasuh anak dan olahraga), masih awet, meski ada goresan kecil di warna emas.

Baterai tahan lama (bahkan di mode Turbo)
Ultrahuman mengklaim baterai bertahan 4–6 hari, tapi aku dapat 6 hari di mode Turbo (pelacakan data maksimal). Pengisian butuh ~3 jam dengan charging puck kecil. Aplikasi juga mengingatkan saat baterai rendah.

Pelacakan kesehatan: Data melimpah, tapi membingungkan
Cincin ini melacak hampir semuanya—stres, tidur, detak jantung, suhu kulit, VO₂ max—plus fitur tambahan seperti PowerPlugs (misal: saran waktu terbaik minum kopi atau paparan sinar matahari). Beberapa metrik unik, seperti "usia" kardiovaskular atau otak, yang memotivasi perubahan kebiasaan.

Tapi aplikasinya rumit. Tidak ada dasbor ringkas yang menyoroti penyimpangan penting. Misalnya, harus klik tiap metrik untuk tahu apakah HRV turun atau suhu naik. Beberapa data juga tidak sesuai realita, seperti mencatat tidur saat aku terjaga.

MEMBACA  Paus Leo XIV, Paus Amerika Pertama: Bagaimana Menonton Penampilan Pertamanya

Akurasi olahraga dipertanyakan
Detak jantung sering meleset saat lari (124 bpm vs 176 bpm di chest strap Polar). Untuk olahraga dalam ruangan, cincin tidak otomatis mendeteksi kecuali diaktifkan manual. Ini jadi pertanyaan: jika detak jantung salah, bagaimana dengan metrik lain yang bergantung padanya?

Posisi sensor juga berpengaruh. Tidak seperti Oura atau Samsung Galaxy Ring yang punya penanda sensor, Ultrahuman tidak memberi petunjuk jelas.

Kesimpulan: Layak dibeli?
Dengan harga $350, Ultrahuman Ring Air cocok untuk pemula yang ingin eksplor cincin pintar tanpa langganan. Kekurangannya ada di akurasi olahraga, tapi sebagai pelacak kesehatan jangka panjang, ini cukup baik. Konsistensi datanya—dan cara menyajikannya—membantuku memperbaiki kebiasaan buruk.

Tidak akan menggantikan jam tanganku, tapi melengkapinya dengan baik: jam tangan untuk olahraga, cincin untuk tidur dan pemulihan. Nilainya bukan pada data super akurat, tapi pada konsistensi dan insight yang diberikannya.