Alex Jones Klaim Pejabat Trump Minta Dia Berhenti Bicara soal Jeffrey Epstein

Teori Konspirasi Alex Jones dan Kaitan Epstein-Trump

Teoris konspirasi Alex Jones mengklaim dalam acara InfoWars-nya pekan ini bahwa pejabat Gedung Putih telah menghubunginya untuk membujuknya berhenti membicarakan almarhum pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein. Jones bahkan menyiratkan bahwa ia ditawari semacam quid pro quo agar diam. Meski penting untuk menyikapi segala ucapan Jones dengan skeptis, klaim ini mirip dengan laporan dari media terpercaya.

Di awal acaranya bersama Nick Fuentes pada Rabu, Jones bersikeras bahwa ia akan membongkar Trump “jika dia memang mencabuli anak-anak.” Ia menegaskan, “Saya tidak terikat dengan gerbong itu,” seolah menyatakan ia tidak sepenuhnya mendukung Trump sebagai entitas politik—meski semua bukti menunjukkan sebaliknya. Namun, kemudian Jones mengaku mendapat panggilan yang memintanya berhenti membahas Epstein demi menyenangkan Trump.

“Saya dapat banyak panggilan tiga minggu terakhir, dan bunyinya, ‘Apa yang kamu mau?’ Padahal saya tidak pernah meminta apa-apa. Yang saya mau hanya kebijakan yang baik. Saya ingin tetap jadi pihak luar,” kata Jones.

“Lalu saya bilang, apa yang saya… apa yang saya mau? Saya ingin Amerika kembali hebat. Amerika pertama. Jadi ada pemahaman di pemerintahan ini bahwa kamilah yang berkuasa. Begitulah keadaannya,” ujarnya, merujuk pada pengaruh para pendukung Trump.

Jones menegaskan bahwa panggilan tersebut berasal dari orang-orang berpengaruh di lingkaran Trump. “Fakta bahwa saya dapat panggilan dari… puncak pemerintahan, dan mereka langsung to the point. ‘Apa maumu?’ Dan saya cuma bilang, ‘Uh huh, uh huh…’” kata Jones dengan nada mengancam.

Epstein meninggal di penjara pada masa jabatan pertama Trump di 2019, dan banyak orang langsung berasumsi ia dibunuh untuk membungkamnya. Trump terus ditanya mengapa Departemen Kehakiman menutup penyelidikan Epstein meski janji-janji dari orang seperti Direktur FBI Kash Patel dan Jaksa Agung Pam Bondi bahwa mereka akan mengungkap kebenaran. Namun, Trump tak bisa menghilangkan cerita ini, apalagi dengan fakta baru yang terungkap tiap hari.

MEMBACA  The OneXPlayer X1 Mini adalah handheld gaming PC paling lengkap fiturnya hingga saat ini

Rolling Stone melaporkan pada 17 Juli bahwa Gedung Putih melakukan “kampanye pendekatan tingkat tinggi” pada para influencer sayap kanan agar mereka diam soal Epstein. Trump sendiri disebut ikut menelepon, dan untuk sementara, Fox News mencoba beralih ke topik lain. Tapi mengendalikan internet lebih sulit, di mana influencer MAGA seperti Benny Johnson, Charlie Kirk, dan Laura Loomer tak bisa mengabaikan Epstein tanpa dicurigai pengikutnya.

Satu taktik pendukung Trump—dengan hasil beragam—adalah terus menuduh bahwa musuh politik Trump-lah yang tidak mau kebenaran Epstein terungkap. Trump dilaporkan diberi tahu DOJ bahwa namanya ada dalam berkas Epstein, tapi tokoh lain seperti Bill Clinton juga terkait. Trump bahkan baru-baru ini menyebut nama Clinton, menyerukan investigasi terhadap mantan presiden Demokrat itu.

Jones bersikeras bahwa Demokrat dan Anti-Defamation League (ADL) adalah pihak yang benar-benar enggan membahas Epstein. Penyebutan ADL bukan tanpa alasan, sebab acaranya dipromosikan sebagai “debat” dengan supremasis kulit putih Nick Fuentes—penyangkal Holocaust yang pernah memuji Hitler. Fuentes kerap muncul di acara Jones belakangan ini.

Jones dan Fuentes mencoba mem