5 Alasan Mengapa Saya Tetap Lebih Suka Perplexity Dibanding AI Chatbot Lainnya

Stefani Reynolds/Bloomberg via Getty Images

Saya udah bekerja dengan artificial intelligence (AI) sejak tahun 1970-an, ketika Lisp masih jadi teknologi tercanggih. Akhir-akhir ini, seperti kebanyakan orang, saya jadi lebih sering memperhatikan AI. Meskipun ini keren dan semakin berguna, AI masih bisa melakukan kesalahan, contohnya saat AI Overviews dari Google sarankan pengguna untuk makan "setidaknya satu batu kecil setiap hari." AI juga bisa jadi kacau, seperti kasus Grok yang tiba-tiba ngomongin MechnaHitler. Bahkan ketika saya minta chatbot biasa untuk merangkum transkrip rapat dari Otter.ai, hasilnya kadang salah.

Juga: 60% manajer sekarang pakai AI untuk ambil keputusan, termasuk promosi dan pemecatan—apakah bosmu salah satunya?

Makanya, saya selalu hati-hati dengan hasil pencarian AI. Tapi, ada satu chatbot yang hasilnya mudah saya cek ulang untuk memastikan keakuratannya: Perplexity.

Mungkin terdengar biasa, tapi fitur ini penting. Karena semua chatbot AI dilatih dari data internet, mereka bisa hallucinate atau ngasih informasi yang salah. Misalnya, daftar rekomendasi novel terbaik buatan AI baru-baru ini mencantumkan 10 buku yang… nggak ada. Whoops.

Ya, Perplexity juga kadang halusinasi, tapi dia lebih memprioritaskan sumber terpercaya. Ini yang bikin dia jadi chatbot favorit saya.

Saya sangat selektif soal alat riset. Alasannya, bisnis pertama saya di tahun 1978 adalah Researchers at Large. Dulu, saya pakai database online kayak DIALOG, NASA RECON, dan OCLC untuk riset akademik berbayar. Kemampuan riset saya masih jadi alasan utama kenapa saya sukses sebagai jurnalis hingga sekarang. Sekarang, Perplexity sudah cukup bagus sampai jadi chatbot pertama yang saya anggap sebagai alat riset beneran.

Contohnya: Kamu mungkin nggak kenal Dr. Norman Leys, aktivis anti-imperialis Afrika Timur awal abad 20. Perplexity berhasil kasih ringkasan bagus tentang kariernya plus referensi studi akademik yang mendalam. Chatbot lain ngasih info lebih umum dan kadang salah—tanpa nyebut sumbernya. Karena saya pernah pelajari hidupnya, saya tahu bedanya. Tapi kebanyakan orang nggak bakal sadar kena tipu.

MEMBACA  Setahun setelah 7 Oktober, Jeremy Bowen mengatakan pembunuhan dan asumsi yang hancur telah membawa Timur Tengah ke tepi perang yang lebih dalam.

Saran saya: Sebelum pakai chatbot AI, coba tanya topik yang kamu kuasai—entah itu sepakbola Pittsburgh Steelers tahun 70-an, film Star Wars, atau tari clog. Kalau jawabannya akurat dan sumbernya jelas, berarti layak dipakai.

Perplexity unggul dalam hal ini. Entah riset akademik, investasi, atau olahraga, dia bisa tangani pertanyaan kompleks dengan jawaban akurat dan detail.

Yang bikin Perplexity cocok buat riset:

  • Sumbernya terpercaya, terutama dari studi akademik. Dia nggak anggap komentar orang random setara dengan jawaban pakar.
  • Fitur Focus memungkinkan kita memfilter sumber. Misal, saat riset tentang Norman Leys, saya bisa setting supaya hanya pakai sumber akademik—hindari Wikipedia atau situs kurang terpercaya. Atau kalau perlu panduan perbaiki mesin cuci, bisa difokuskan ke video YouTube.

    Chatbot lain seperti ChatGPT dan Gemini memang sudah tingkatkan fitur kutipan, tapi Perplexity masih lebih transparan. Misalnya, kalau dia ambil info dari Reddit, dia kasih tahu postingan spesifiknya, jadi kita bisa cek sendiri.

    Tapi perlu diingat: Keakuratan semua chatbot AI sedang menurun. Jawaban mereka sekarang kurang terpercaya dibanding Mei 2024. Penyebabnya? Large Language Models (LLM) sekarang "belajar" dari hasil AI lain—efek garbage in, garbage out atau Model Collapse.

    Solusinya: Selalu teliti sumber kutipan dari Perplexity. Kadang, sumbernya sendiri ternyata berdasarkan AI juga.

    Fitur unik Perplexity: Dia ngasih tahu kalau nggak nemu jawaban—beda dengan chatbot lain yang sering ngasal. Meski tetap bisa halusinasi, dia lebih berusaha patok fakta.

    Contoh lain: Saya yakin Shoeless Joe Jackson layak masuk Baseball Hall of Fame. Perplexity berhasil rangkum argumen pro-kontra dengan baik. Plus, dia ngasih pertanyaan lanjutan buat eksplor lebih dalam, seperti sejarah larangan mainnya atau skandal Black Sox.

    Fitur Collections juga membantu mengorganisir temuan riset. Kamu bisa simpan sendiri atau bagi ke 5 rekan.

    Untuk pengguna gratis, akses terbatas ke model canggih. Pro ($20/bulan) bisa pilih model manual atau Best Mode, plus Pro Search dengan sumber 3x lebih banyak. Max ($200/bulan) termasuk akses ke model premium seperti OpenAI o3-pro dan Claude Opus 4.

    Keunggulan multimodel: Kamu bisa pilih model sesuai kebutuhan. Pro juga memungkinkan bandingkan jawaban dari chatbot berbeda tanpa keluar Perplexity.

    Cara ganti model:

    1. Buka Perplexity AI di browser dan login.
    2. Klik ikon roda gigi di kiri bawah untuk buka Settings.
    3. Di bagian AI Model (submenu Pro), pilih model yang diinginkan.
    4. Simpan perubahan.

      Prosesnya: Perplexity cari info lewat mesin pencarinya (yang menurut saya terbaik saat ini), lalu olah dengan model pilihanmu. Hasilnya dikasih sumber supaya jelas asalnya.

      Bonus buat pengguna Pro ke atas: Bisa bikin gambar pakai DALL-E 3, Stable Diffusion XL, atau Flux1.

      Kelemahan: Kalau model punya fitur khusus (misal GPTs di ChatGPT), nggak bisa diakses lewat Perplexity.

      Perplexity vs. chatbot lain:

  • Update data real-time tiap kali ada pertanyaan—beda dengan LLM kebanyakan yang datanya statis.
  • Contextual search mempermudah pencarian spesifik tanpa tergantung keyword.
  • Lebih bersih dibanding Google yang penuh iklan dan hasil AI ambigu.

    Studi Harvard Business School bahkan bilang Perplexity berhasil jadi answer engine yang saingi Google berkat kecepatan, kualitas, dan transparansi sumber.

    Kalau nggak butuh pencarian web, kamu bisa pakai Writing Mode untuk jawaban murni dari LLM-nya (mirip ChatGPT).

    Secara keseluruhan, Perplexity AI pilihan utama saya karena unggul di riset mendalam, terjemahan, rangkuman dokumen, dan jawaban kompleks. Meski nggak bisa bikin gambar secara gratis seperti DALL-E 3 di ChatGPT, kalau butuh jawaban mendalam dan terpercaya, ini solusinya.

    Mungkin Perplexity nggak terkenal seperti Google atau OpenAI, tapi hasilnya berbicara sendiri.

    Mau lebih banyak cerita soal AI? Langganan Innovation, newsletter mingguan kami.

MEMBACA  Red Dead Redemption 2: Kisah Misterius dari Barat – Pembaruan Cryptids di Mode Multiplayer