Judul yang sudah diperbaiki dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia: "Ngugi wa Thiong’o Bukan Sekadar Penulis, Ia Juga Seorang Pejuang | Seni & Budaya"

Judul yang sudah diperbaiki dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:

"Ngugi wa Thiong’o Bukan Sekadar Penulis, Ia Juga Seorang Pejuang | Seni & Budaya"

Ngugi wa Thiong’o sangat mencintai tarian. Bahkan lebih dari menulis. Hingga usia 80-an, saat tubuhnya mulai melemah akibat gagal ginjal, ia tetap akan berdiri dan menari hanya dengan membayangkan musik, apalagi mendengarnya. Irama mengalir deras di kakinya seperti kata-kata yang mengalir dari tangannya ke atas kertas. Begitulah cara aku selalu mengingat Ngugi—menari. Ia meninggal pada … Baca Selengkapnya

Penulis dan disiden Kenya yang terkemuka, Ngugi wa Thiong’o, meninggal pada usia 87 tahun | Berita Dukacita

Penulis dan disiden Kenya yang terkemuka, Ngugi wa Thiong’o, meninggal pada usia 87 tahun | Berita Dukacita

Karya Ngugi mengkritik kolonialisme Inggris di Kenya sekaligus masyarakat Kenya pascakolonial. Penulis ternama Kenya, Ngugi wa Thiong’o, telah meninggal dunia pada usia 87 tahun, menurut pengumuman keluarganya. “Dengan berat hati kami mengumumkan kepergian ayah kami, Ngugi wa Thiong’o,” tulis putrinya, Wanjiku Wa Ngugi, di Facebook pada Rabu. “Ia menjalani hidup yang penuh dan berjuang dengan … Baca Selengkapnya

Ngũgĩ wa Thiong’o – Raksasa Sastra Afrika

Ngũgĩ wa Thiong’o – Raksasa Sastra Afrika

Wedaeli Chibelushi BBC News Ngugi wa Thiong’o Ngũgĩ wa Thiong’o, yang meninggal pada usia 87 tahun, adalah raksasa sastra Afrika modern—seorang pencerita yang menolak dibatasi oleh penjara, pengasingan, dan penyakit. Karyanya mencakup kurang lebih enam dekade, terutama mendokumentasikan transformasi negaranya—Kenya—dari negara jajahan menjadi demokrasi. Ngũgĩ kerap diunggulkan untuk memenangkan Hadiah Nobel Sastra berkali-kali, membuat penggemarnya … Baca Selengkapnya