Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan Ukraina mengalami serangan udara terbesar dari Rusia – 728 drone dan 13 misil jelajah atau balistik menghantam berbagai kota di seluruh negeri dalam beberapa gelombang.
Zelensky mengutuk “serangan yang terencana”, menambahkan: “Ini terjadi tepat saat banyak upaya telah dibuat untuk mencapai perdamaian, menetapkan gencatan senjata, namun hanya Rusia yang terus menolak semuanya.”
Serangan malam itu terjadi setelah Presiden Donald Trump menyatakan AS akan mengirim senjata lebih banyak ke Kyiv – membalikkan keputusan penundaan minggu lalu yang menurut media AS tidak diketahui oleh Trump.
Pada Selasa, pemimpin AS itu menunjukkan rasa frustrasi yang semakin besar terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Kami menerima banyak omong kosong dari Putin, kalau mau tahu,” kata Trump kepada wartawan. “Dia selalu bersikap baik pada kami, tetapi ternyata tidak berarti apa-apa.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan Moskow “cukup tenang menghadapi ini. Cara bicara Trump umumnya cukup kasar, frasa yang dia gunakan.”
Kedua pemimpin rutin berkomunikasi, namun sejauh ini belum ada langkah nyata menuju gencatan senjata di Ukraina – sesuatu yang pernah diklaim Trump bisa dicapai dalam sehari.
Minggu lalu, setelah panggilan telepon dengan presiden Rusia, Trump mengatakan dia “sangat tidak puas”.
“Dia ingin terus maju, terus membunuh orang, ini tidak baik,” ujar Trump tentang Putin.
Kritik ini muncul bersamaan dengan pengumuman pemerintahan Trump soal penundaan bantuan militer ke Ukraina, yang dikabarkan diotorisasi oleh Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dan Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Elbridge Colby.
Ditanya wartawan pada Selasa siapa yang mengambil keputusan, Trump – yang duduk persis di sebelah Hegseth – menjawab: “Saya tidak tau. Kenapa kalian tidak beritahu saya?”
Pembalikan keputusan ini mungkin berarti 10 misil Patriot akan dikirim ke Ukraina, menurut media AS Axios.
Kyiv bergantung pada sistem pertahanan ini untuk menangkal serangan misil dan drone Rusia, yang terus meningkat intensitas dan frekuensinya.
Pada Selasa, Trump juga mengatakan dia “mempertimbangkan” rancangan sanksi dari Senator Republik Lindsey Graham yang akan mengenakan tarif 500% pada negara-negara yang berdagang dengan Rusia.
Trump telah mengancam akan memberlakukan sanksi pada Rusia sejak menjabat Januari lalu, namun sejauh ini belum ada yang diterapkan. Pada Juni, dia menyatakan sanksi “menelan biaya besar” dan mengisyaratkan dia menunggu apakah kesepakatan antara Rusia dan Ukraina akan ditandatangani.
Namun, minggu lalu presiden AS itu mengatakan dia dan Putin telah banyak membicarakan sanksi dan menambahkan: “Dia paham itu mungkin akan terjadi.”
Meski bagian timur negeri dan Kyiv sering menjadi sasaran, tidak ada wilayah Ukraina yang luput dari serangan Rusia.
Kota Lutsk – yang terletak 90 km dari perbatasan Polandia dan menjadi pusat transit bantuan militer serta kemanusiaan – menjadi sasaran utama serangan malam Selasa.
Ledakan juga dilaporkan terjadi di kota-kota barat Lviv dan Rivne.
Di sisi lain, otoritas Rusia menyatakan serangan drone Ukraina di wilayah perbatasan Kursk menewaskan tiga orang dan melukai tujuh lainnya pada Selasa.
Dua putaran pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina pernah dilakukan awal tahun ini, namun tidak ada pertemuan lanjutan yang dijadwalkan – dan baik Moskow maupun Kyiv tampak tidak optimis diplomasi akan menyelesaikan konflik, yang dipicu invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Sementara itu, ofensif musim panas Rusia di Ukraina timur terus berlanjut.
“Kami terus maju,” kata Peskov pada Rabu. “Setiap hari baru, Ukraina harus menerima realitas baru.”