Trump Ulangi Poin Pembicaraan Nuklir Iran Meski Pertanyaan Berputar

Presiden AS membantah berbagai laporan dan klaim yang menyatakan serangan AS tidak menghancurkan kemampuan nuklir Iran.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menegaskan janjinya untuk tidak mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir pasca berakhirnya konflik 12 hari antara Iran dan Israel, di mana AS turut campur secara militer. Ia tetap berpegang pada narasinya meski masih ada pertanyaan soal dampak serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

Dalam acara Fox News Sunday Morning Futures bersama Maria Bartiromo, Trump mengulangi klaimnya bahwa Iran hanya “beberapa minggu lagi” dari membuat senjata sebelum Israel menyerang pada 13 Juni. Sembilan hari kemudian, AS menargetkan tiga fasilitas nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Baik intelijen AS maupun badan pengawas nuklir PBB telah memastikan bahwa Teheran tidak membangun persenjataan nuklir. Iran selama ini bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil.

Meski Trump menyatakan situs-situs tersebut “dihancurkan total” oleh pesawat pembom AS, sejumlah organisasi berita besar, merujuk pada sumber intelijen, melaporkan bahwa serangan AS tidak menghancurkan fasilitas-fasilitas itu.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan pada Senin bahwa kerusakan di pabrik Fordow—tempat sebagian besar uranium Iran yang paling diperkaya disimpan—belum jelas. Uranium ini diperlukan untuk membuat senjata nuklir.

Minggu lalu, kepala IAEA Rafael Grossi menyebut Iran bisa memulai kembali pengayaan uranium dalam hitungan bulan. Sementara itu, Trump bersikeras bahwa serangan AS telah menggagalkan ambisi nuklir Iran “selama beberapa dekade”.

Menurut laporan IAEA bulan lalu, Iran memiliki lebih dari 400 kg (880 pon) uranium yang diperkaya hingga 60% kemurnian—hampir mendekati kadar senjata (~90%). Jika diperkaya lebih lanjut, jumlah ini cukup untuk sembilan senjata nuklir.

MEMBACA  Harris mengecam Trump di Fox News, berbeda dengan Biden.

Trump mengatakan kepada Fox News bahwa media yang meragukan efektivitas serangan yang ia perintahkan dan puji sedang menyebarkan “berita palsu”.

“Ini sangat buruk, dan saya bisa melihat itu terjadi. Mereka [media] mencoba membuatnya jadi cerita, tapi ternyata tidak, fasilitas itu hancur lebur seperti belum pernah terjadi sebelumnya. Itu berarti akhir dari ambisi nuklir mereka setidaknya untuk sementara waktu,” ujar Trump.

Ditanya apakah Iran akan melanjutkan program nuklirnya setelah konflik, Trump menjawab, “Hal terakhir yang ingin mereka pikirkan saat ini adalah nuklir.”

Selama serangan, muncul laporan bahwa Iran telah memindahkan uranium yang diperkaya dari Fordow, tapi Trump membantahnya.

“Itu sangat sulit dilakukan, dan kami tidak memberi mereka banyak waktu karena mereka tidak tahu kami akan datang sampai saat itu. Tak ada yang menyangka kami akan menyerang situs itu karena semua bilang situs itu tak bisa ditembus… letaknya di dasar gunung dan terbuat dari granit,” katanya.

“[Tapi] bomnya menembus seperti mentega, benar-benar seperti mentega,” tambahnya.

Pembicaraan Dagang

Dalam kesempatan terpisah, Trump menyatakan bahwa pembicaraan dagang AS dengan Kanada akan dihentikan “sampai mereka mencabut pajak tertentu”, setelah Kanada memberlakukan pajak digital baru untuk perusahaan teknologi asing dan domestik.

Soal kesepakatan dagang dengan China, Trump mengatakan meski Washington memiliki defisit dagang besar dengan Beijing, AS saat ini “sedang akur” dengan China.

Presiden itu menambahkan…