Trump Sebut Xi China "Sulit Diajak Berunding" di Tengah Sengketa Dagang

Ketegangan Meningkat dalam Hubungan AS-China terkait Implementasi Kesepakatan Penurunan Tarif dan Pembatasan Dagang

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa rekannya dari China, Xi Jinping, adalah sosok yang tangguh dan "sangat sulit diajak berunding"—beberapa hari setelah ia menuduh China melanggar kesepakatan untuk mencabut tarif dan pembatasan dagang.

"Saya suka Presiden Xi dari China, selalu dan akan selalu, tapi dia SANGAT TANGGUH, DAN SANGAT SULIT DIAJAK BERUNDING," tulis Trump di platform Truth Social-nya pada Rabu, di tengah memanasnya ketegangan antara kedua negara soal gencatan tarif.

Sebelumnya, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyebut Trump akan berbicara dengan Xi guna menyelesaikan perbedaan terkait kesepakatan tarif bulan lalu, di samping isu dagang lain yang lebih luas.

Pada Mei, negosiator AS dan China mencapai kesepakatan di Jenewa yang menurunkan tarif AS atas barang China dari 145% menjadi 30%. Sebagai gantinya, China memotong tarif atas produk AS dari 125% menjadi 10%.

Para analis menyebut kesepakatan ini tak terduga, mengingat sebelumnya kedua belah pihak berselisih tajam soal tarif. Meski begitu, kesepakatan ini dinilai sebagai perkembangan positif yang mencegah konfrontasi lebih besar yang bisa menggoyang pasar global.

Namun, Senin kemarin, Kementerian Perdagangan China menyatakan AS "secara serius melanggar" kesepakatan itu dan akan mengambil langkah untuk melindungi kepentingannya.

Pelanggaran AS mencakup penghentian penjualan software desain chip komputer ke perusahaan China, pemblokiran penggunaan chip buatan China dari raksasa teknologi Huawei, serta pembatalan visa pelajar China.

Kementerian itu juga menuding tindakan AS melanggar kesepakatan yang dicapai Januari lalu dalam percakapan telepon antara Xi dan Trump.

MEMBACA  Rekaman Federal Menunjukkan Peningkatan Penggunaan Pemisahan Diri bagi Imigran

Trump sendiri sebelumnya mengutuk di media sosial, menuduh Beijing "sepenuhnya" melanggar kesepakatan dengan AS. Ia tidak merinci pasal mana dalam kesepakatan Mei yang dilanggar, tapi Trade Representative AS Jamieson Greer dikutip media mengatakan China gagal mencabut hambatan non-tarif terhadap AS sesuai kesepakatan.

Minggu lalu, pengadilan dagang AS memutuskan Trump melampaui wewenangnya dalam memberlakukan sebagian besar tarif atas impor dari China dan negara lain di bawah emergency powers act. Namun, kurang dari 24 jam kemudian, pengadilan banding federal mengembalikannya, menyatakan sedang mempertimbangkan banding pemerintah.