Trump Klaim Israel Akan ‘Mengawasi’ Distribusi Bantuan AS di Gaza | Konflik Israel-Palestina

Presiden AS Donald Trump menyarankan bahwa Israel akan mengoperasikan pusat distribusi makanan di Gaza, sebuah langkah yang menurut kritikus akan semakin mengukuhkan pendudukan Israel dan membahayakan keselamatan pencari bantuan.

Dalam pernyataan kepada wartawan di pesawat kepresidenannya pada Selasa, Trump menekankan narasi Israel bahwa Hamas mencuri bantuan makanan yang didistribusikan di Gaza—klaim yang telah dibantah oleh kelompok bantuan dan pejabat PBB.

Bahkan pejabat Israel secara anonim memberitahu media seperti The New York Times bahwa tidak ada bukti makanan dialihkan ke Hamas. Namun, Trump bersikeras sebaliknya.

"Banyak yang dicuri. Mereka mengirim uang. Mereka mengirim makanan. Dan Hamas mencurinya," kata Trump kepada wartawan di Air Force One. "Ini permainan licik."

Ia menambahkan bahwa ia percaya Israel bisa menangani distribusi bantuan AS, meskipun operasi kacau yang menyebabkan tentara Israel menembaki warga Palestina yang kelaparan.

"Kami akan bekerja dengan Israel. Kami yakin mereka bisa melakukannya dengan baik," ujarnya. "Mereka ingin mengawasi pusat makanan untuk memastikan distribusi berjalan benar."

Belum jelas di mana dan kapan pusat itu akan didirikan, serta apakah Israel akan mengelolanya langsung atau melalui GHF—yayasan bantuan kontroversial yang didukung AS dan dituduh melakukan praktik tidak aman.

Kekhawatiran soal Distribusi Bantuan

Komentar Trump mengindikasikan AS belum siap mendukung distribusi bantuan di Gaza melalui PBB dan mitranya di lapangan.

Sejak Mei, Israel memperketat blokade di Gaza, hanya mengizinkan makanan masuk hampir seluruhnya melalui GHF, yang memiliki empat lokasi di selatan wilayah itu.

Ratusan warga Palestina tewas oleh tembakan Israel saat mencoba mencapai atau meninggalkan pusat GHF.

Pengepungan ini memicu krisis kelaparan akibat Israel di Gaza, dengan puluhan orang meninggal karena malnutrisi.

MEMBACA  Minggu Afrika dalam Gambar: 1-6 Maret 2025

Pembocor dari militer Israel dan GHF membagikan kesaksian yang merinci kekerasan di lokasi yayasan tersebut dalam beberapa pekan terakhir.

Anthony Aguilar, veteran AS yang pernah bekerja dengan GHF, mengatakan kelompok itu gagal mendistribusikan makanan dengan layak di Gaza. Namun, ia menegaskan GHF justru menjadi alat pemindahan paksa warga Palestina ke selatan.

"Saya melihat tentara Israel berkali-kali menembaki kerumunan warga Palestina—di atas kepala, ke kaki mereka… bukan hanya dengan senapan atau senapan mesin, tapi tank, artileri, mortir, misil," kata Aguilar dalam wawancara dengan Senator Chris Van Hollen.

Ia menekankan bahwa pencari bantuan ditarget "bukan karena mereka kombatan, bermusuhan, atau bagian dari Hamas, tapi sekadar sebagai cara mengontrol kerumunan."

Sementara kelaparan makin parah di Gaza, pemerintah Netanyahu menggunakan makanan sebagai senjata perang—dengan keterlibatan Trump dan dana pembayar pajak AS.

Trump Kutuk ‘Kelaparan Nyata’

Kritikus menyebut menyerahkan pengelolaan pusat bantuan kepada tentara Israel berisiko memicu kekejaman lebih jauh terhadap pencari bantuan.

Israel bersikeras tidak ada kelaparan nyata di Gaza, menyebut laporan kelaparan luas sebagai propaganda Hamas.

Senin lalu, Trump mengakui ada "kelaparan nyata" di wilayah itu, tapi tidak mengkritik Israel. Sebaliknya, ia menegaskan Israel harus menjadi pihak yang menyalurkan bantuan.

"Saya yakin Israel ingin melakukannya, dan mereka akan baik dalam hal itu," ucapnya.

"Jika mereka melakukannya—dan saya yakin mereka bisa—distribusinya akan tepat."

Ia juga menyamakan tekanan pada Israel sebagai "hadiah" untuk Hamas.

"Kalau melakukan itu, kita memberi hadiah untuk Hamas, dan saya tidak akan melakukannya," jawabnya saat ditanya kemungkinan AS mendorong solusi jangka panjang untuk konflik ini.

Tahun lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat penangkapan untuk PM Israel Benjamin Netanyahu dan Mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang, termasuk menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.

MEMBACA  Tanpa Permintaan Keistimewaan dari Kami

Ahli keamanan pangan yang didukung PBB menyatakan pada Selasa bahwa "skenario terburuk kelaparan kini terjadi di Gaza."