Presiden AS Donald Trump dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth akan menyampaiakan pidato secara langsung kepada para pimpinan tertinggi militer AS pada hari Selasa, dalam sebuah acara yang tidak biasa di pangkalan militer dekat Washington DC.
Ratusan pimpinan militer, termasuk jenderal dan laksamana yang bertugas di seluruh penjuru dunia, diperkirakan akan hadir. Hal ini merupakan perkumpulan langka dari begitu banyak personel senior di satu tempat.
Tidak ada alasan resmi yang diberikan secara publik ketika para pimpinan itu dipanggil secara mendadak pekan lalu, yang memicu berbagai spekulasi. Wakil Presiden JD Vance berusaha meremehkan pentingnya acara ini.
Pengamanan bagi KTT tersebut sangat ketat, yang akan dilangsungkan di Pangkalan Korps Marinir Quantico, sebuah fasilitas seluas 55.000 hektar di Virginia.
Di belakang panggung tempat Hegseth dan Trump dijadwalkan berpidato, terpampang bendera Amerika yang besar, dengan spanduk bertuliskan “kekuatan, pengabdian, Amerika” serta berbagai bendera dinas bersenjata di kedua sisinya.
Mengonfirmasi kehadirannya sendiri pada hari Minggu, Trump menyatakan bahwa pertemuan ini “hanyalah sebuah pertemuan yang sangat baik untuk membahas kemajuan kita di bidang militer, tentang kondisi yang prima, dan banyak hal positif lainnya”.
Presiden tersebut mengatakan kepada NBC News bahwa ini akan menjadi latihan untuk membangkitkan *esprit de corps*—mengisyaratkan bahwa ia melihat peluang untuk memacu semangat pasukannya.
Dalam pernyataannya sebelumnya, Vance menuduh media telah membesar-besarkan hal ini, dengan menekankan bahwa “tidak terlalu luar biasa” bagi para jenderal di bawah Hegseth untuk bertemu langsung dengannya.
Sejumlah pengamat tidak sependapat. Giuseppe Cavo Dragone, seorang laksamana Italia yang menjabat sebagai Ketua Komite Militer NATO, dikutip oleh kantor berita AP mengatakan, “Sepanjang 49 tahun pengabdian saya, saya belum pernah melihat hal seperti itu sebelumnya.”
Mark Cancian dari lembaga pemikir Center for Strategic and International Studies mengatakan kepada Reuters, “Ini membingungkan mengapa hal ini tidak dilakukan secara virtual sehingga para perwira senior tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk bepergian.”
Cancian kemudian berspekulasi bahwa Hegseth merasa poin-pidatonya akan lebih kuat dampaknya jika disampaikan secara tatap muka.
Selama masa jabatannya sebagai menteri pertahanan, Hegseth banyak menekankan perlunya menanamkan *warrior ethos* dalam diri pasukan Amerika, serta mengadvokasi perubahan nama departemennya dari Department of Defense menjadi Department of War.
Jumlah pastsi peserta yang diharapkan pada hari Selasa belum jelas, namun dilaporkan bisa mencapai lebih dari 800 orang, termasuk perwira yang didatangkan dari instalasi militer sejauh Eropa, Korea Selatan, dan Timur Tengah.
Banyak dari para perwira tersebut tiba berjam-jam sebelum acara dimulai dan ditempatkan di auditorium sesuai dengan cabang dinasnya—Angkatan Darat, Korps Marinir, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Luar Angkasa—yang mudah dibedakan berdasarkan seragam mereka.
Banyak dari mereka mengenakan medali kampanye yang menunjukkan bahwa mereka pernah bertugas di Afghanistan, Irak, atau dalam perang melawan teror yang lebih luas pasca serangan 11 September 2001.
Selain para jenderal, audiens juga terdiri dari para bintara paling senior dari berbagai unit AS di seluruh dunia—yang bertindak sebagai penasihat personalia utama bagi komandan mereka di unit masing-masing.