Shutterstock
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dalam sebuah pengumuman di Ruang Oval Gedung Putih pada 30 September 2025.
Presiden Donald Trump menyatakan bahwa ia dan direktur anggarannya akan menentukan “Lembaga-Lembaga Demokrat” mana yang akan dipotong, menyusul penutupan pemerintah AS yang memasuki hari ketiga.
Ia menyarankan agar Partai Republik memanfaatkan kesempatan ini untuk “membersihkan elemen-elemen yang tidak produktif” dan tidak memberikan sinyal konsesi terhadap tuntutan Demokrat yang menginginkan subsidi asuransi kesehatan dimasukkan dalam undang-undang pendanaan pemerintah.
Sementara itu, para politisi Republik dan Demokrat di Capitol Hill terus saling menyalahkan atas kegagalan menjaga operasional lembaga federal.
Ratusan ribu pegawai pemerintah federal terpaksa dirumahkan, sementara yang lain tetap bekerja tanpa digaji. Sejumlah tempat wisata federal ditutup untuk pengunjung, meskipun yang lain seperti Patung Liberty tetap beroperasi.
Tonton: “Cari titik temu”, imbau turis di Washington kepada para anggota legislatif di tengah shutdown.
Para analis memprediksi kedua belah pihak tidak akan berubah sikap tanpa tekanan dari masyarakat biasa, yang sebagian besar belum merasakan dampak langsung pada kehidupan mereka.
Belum jelas keputusan apa yang akan diambil Trump dalam pertemuannya dengan Russell Vought, Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran AS (OMB).
Ketika Kongres gagal mempertahankan operasi pemerintah, direktur OMB bersama presiden menentukan aktivitas pemerintah mana yang harus dihentikan dan mana yang dianggap esensial.
OMB kemudian mengeluarkan panduan kepada lembaga-lembaga federal mengenai pegawai yang akan dirumahkan, yang berarti cuti tanpa bayaran.
Pada hari pertama shutdown, Vought menyatakan Gedung Putih telah menghentikan atau membatalkan pendanaan senilai miliaran dolar untuk negara bagian yang dikuasai Demokrat, termasuk proyek infrastruktur senilai $18 miliar di New York – basis Senator Chuck Schumer dan pimpinan Demokrat di DPR, Hakeem Jeffries.
Kerja sama dari kedua pihak mutlak diperlukan untuk mengesahkan undang-undang guna membuka kembali pemerintah.
Partai Republik membutuhkan dukungan delapan senator Demokrat, sementara Demokrat memerlukan 13 senator Republik. Hanya tiga Demokrat yang bergabung dengan Republik dalam voting terakhir yang gagal di Senat pada Rabu.
Para anggota legislatif diperkirakan akan kembali mencoba memecahkan kebuntuan ini melalui voting di Senat pada Jumat sore.
Kaum Republik ingin meloloskan undang-undang pendanaan tanpa tambahan apapun, sedangkan Demokrat ingin memasukkan perpanjangan subsidi asuransi kesehatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang akan berakhir pada akhir tahun.
Shutterstock
Ketua DPR AS Mike Johnson memberikan keterangan pers mengenai shutdown pemerintah di Capitol, Washington, pada 02 Oktober 2025.
Dalam konferensi pers yang berlangsung paralel di Capitol Hill pada Kamis, tidak satu pun pihak yang terlihat bersedia mengalah.
Ketua DPR Mike Johnson menuduh Demokrat “egois”, menyebut situasi ini sebagai “shutdown-nya Demokrat”, dan menegaskan ia tidak akan bernegosiasi mengenai penambahan subsidi asuransi—atau kebijakan lain—ke dalam anggaran pemerintah.
Jeffries menuduh Partai Republik tidak ingin menyediakan layanan kesehatan bagi warga Amerika kelas pekerja dan menyatakan ancaman Trump untuk memecat lebih banyak pegawai federal tidak ada gunanya. Ia menegaskan, “Mereka sudah lama melakukan pemecatan terhadap pegawai pemerintah.”
Lee Miringoff, Direktur Institut Opini Publik Universitas Marist, mengatakan data surveinya menunjukkan masyarakat Amerika terbelah secara partisan dalam menyalahkan pihak yang bertanggung jawab atas shutdown.
Mayoritas responden Demokrat dan Republik dalam surveinya menyalahkan partai lain untuk shutdown ini, sementara 41% independen menyatakan kedua pihak sama-sama bersalah.
“Kedua partai telah menguasai seni saling menyalahkan, dan yang tersisa hanyalah kian banyaknya warga yang berpendapat negara ini menuju arah yang keliru,” ujar Miringoff.
Ia memperkirakan warga Amerika akan menekan Kongres untuk membuka kembali pemerintah—tetapi hal itu baru akan terjadi setelah mereka merasakan dampak shutdown dalam kehidupan mereka sendiri.
Getty Images
Pemimpin Minoritas DPR AS Hakeem Jeffries, Demokrat dari New York, berbicara kepada wartawan dalam konferensi pers di Gedung Capitol pada 02 Oktober 2025.
Sementara para politisi saling serang, layanan pemerintah AS mulai macet dan ribuan pegawai federal terpaksa dirumahkan.
Sekitar 750.000 pegawai federal diperkirakan akan mengambil cuti tanpa bayar, menurut perkiraan Kantor Anggaran Kongres (CBO).
Pegawai federal yang dianggap “esensial” tetap bekerja, meski tanpa gaji. Mereka termasuk lebih dari 200.000 aparat penegak hukum.
Pengawas lalu lintas udara dan petugas Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) digolongkan esensial, sehingga perjalanan udara tidak akan langsung terdampak.
Selama shutdown sebelumnya, para pegawai ini semakin banyak yang melaporkan sakit, mengakibatkan penundaan di beberapa bandara besar.
Para turis ditolak masuk ke museum-museum di Washington dan New York, termasuk Federal Hall di Manhattan.
Seorang manajer mengatakan kepada BBC bahwa gedung tersebut ditutup seperti monumen federal lainnya.
George Washington, presiden pertama AS, mengambil sumpah jabatannya di sana pada tahun 1789. Kini menjadi museum, bangunan bersejarah ini juga pernah menjadi tempat bersidangnya Kongres dan Mahkamah Agung pertama.
Akan tetapi, tidak semua monumen ditutup.
Di tempat lain di New York, Patung Liberty dan Pulau Ellis tetap terbuka, “berkat kepemimpinan Presiden Donald J. Trump”, ujar juru bicara Departemen Dalam Negeri kepada BBC.
Smithsonian, yang mencakup lebih dari selusin museum dan atraksi yang dikunjungi hampir 17 juta orang tahun lalu, menyatakan kepada BBC bahwa mereka memiliki dana yang cukup untuk tetap buka selama satu minggu.