Tim Investigasi Temukan Perekam Suara Kokpit dari Pesawat yang Jatuh

Penyelidik telah berhasil memulihkan cockpit voice recorder (CVR) dari pesawat Air India yang jatuh, langkah kunci dalam mengungkap penyebab kecelakaan mematikan pekan lalu.

Pesawat Air India tujuan London, Boeing 787-8 Dreamliner, jatuh tak lama setelah lepas landas pada Kamis dari kota Ahmedabad di India Barat. Setidaknya 270 orang tewas, sebagian besar penumpang.

CVR merekam suara di kokpit, termasuk percakapan pilot, alarm, dan suara sekitar.

Flight data recorder (FDR), yang mencatat parameter penting seperti ketinggian, kecepatan, dan kinerja mesin, telah ditemukan dari reruntuhan pada Jumat.

CVR dan FDR bersama-sama membentuk apa yang dikenal sebagai “kotak hitam” pesawat. Ini merupakan alat vital dalam penyelidikan kecelakaan udara, membantu ahli merekonstruksi momen terakhir penerbangan dan menentukan penyebab insiden.

Kotak hitam, meskipun namanya, sebenarnya terdiri dari dua perangkat berwarna oranye terang—satu untuk CVR dan satu lagi untuk FDR—dilapisi strip reflektif agar mudah ditemukan setelah kecelakaan. Kedua perangkat ini dirancang untuk bertahan dari benturan.

Badan Penyidik Kecelakaan Pesawat India (AAIB) memimpin investigasi penyebab kecelakaan, dibantu tim dari AS dan Inggris.

Pada Minggu, pejabat dari National Transportation Safety Board (NTSB) AS meninjau lokasi jatuhnya pesawat.

“AAIB telah meluncurkan penyelidikan mendalam, dan NTSB AS juga melakukan penyelidikn paralel sesuai protokol internasional, karena pesawat ini buatan Amerika,” demikian pernyataan resmi yang dirilis Minggu.

Media India melaporkan, mengutik sumber, bahwa pejabat Boeing dan Federal Aviation Administration (FAA)—badan keselamatan penerbangan AS—juga mengunjungi lokasi.

Di sisi lain, komite tingkat tinggi yang dibentuk pemerintah India untuk memeriksa penyebab kecelakaan diperkirakan akan mengadakan pertemuan pertama pada Senin.

Komite akan mengajukan laporan awal dalam tiga bulan, kata All India Radio, dan mengusulkan prosedur operasi standar (SOP) baru untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

MEMBACA  Anggota DPR dari PKB Dorong Perayaan Hari Santri dengan Kontribusi Konkret

Sementara penyelidikan berlanjut, keluarga korban masih berjuang menghadapi trauma dan ketidakpercayaan.

Kurang dari semenit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Ahmedabad, penerbangan AI171 menabrak gedung akomodasi dokter di BJ Medical College dan Rumah Sakit Sipil.

Semua kecuali satu dari 242 penumpang dan awak tewas. Pihak berwenang juga masih berusaha memastikan jumlah korban di darat dan melanjutkan proses panjang pencocokan sampel DNA untuk mengidentifikasi korban.

Di akhir pekan, dokter menyatakan 270 jenazah telah ditemukan di lokasi kejadian.

Lebih dari 90 korban telah teridentifikasi melalui pencocokan DNA, kata dr. Rajnish Patel dari Rumah Sakit Sipil Ahmedabad pada Senin. Sebanyak 47 jenazah yang telah teridentifikasi dikembalikan ke keluarga.

Salah satu korban yang teridentifikasi adalah Vijay Rupani, mantan Ketua Menteri Gujarat, yang pemakamannya akan digelar Senin. Rupani, yang karier politiknya lebih dari 50 tahun, akan dimakamkan dengan penghormatan negara penuh di kota Rajkot.

Bagi banyak keluarga lain, penantian yang menyiksa masih berlanjut.

Pihak berwenang mengatakan kepada BBC bahwa proses identifikasi berjalan lambat dan melelahkan, karena banyak jenazah hangus terbakar dan diproses dalam kelompok kecil.

Mistry Jignesh, yang menunggu kabar tentang keponakannya di luar rumah sakit, mengatakan kepada BBC pada Sabtu bahwa pihak berwenang memberi tahu bahwa mungkin butuh waktu lebih lama untuk mengembalikan jenazah keponakannya karena pencarian masih berlangsung. Sebelumnya, ia diberi tahu bahwa jenazah akan diserahkan pada Minggu, setelah 72 jam yang biasanya dibutuhkan untuk pencocokan DNA.

“Kalau masih ada yang hilang, bagaimana bisa proses DNA selesai besok? Bagaimana jika jenazah keponakanku bahkan belum ditemukan? Penantian ini menyiksa,” katanya.

MEMBACA  Panas Membunuh Lebih dari 50 Orang di Uttar Pradesh, Odisha

Ikuti BBC News India di Instagram, YouTube, Twitter, dan Facebook.