Tersangka terorisme asal Inggris dideportasi dari Kenya setelah menjalani hukuman penjara

Seorang tersangka teroris Inggris telah dideportasi ke Inggris setelah menyelesaikan hukuman penjara yang panjang di Kenya.

Jermaine Grant, 41 tahun, ditangkap di London pada hari Kamis setelah tiba dari penerbangan dari ibu kota Kenya, Nairobi.

Grant ditahan pada tahun 2011 setelah peralatan pembuatan bom ditemukan di flatnya di Mombasa, sebuah kota pantai Kenya.

Grant diduga berbagi flat dengan Samantha Lewthwaite, yang dijuluki “Janda Putih” dan dicari dalam kaitannya dengan pemboman 7/7 di London.

Setelah ditangkap pada tahun 2011, polisi Kenya menuduh Grant merencanakan untuk membom hotel-hotel wisata di pantai negara tersebut.

Pada tahun 2019, pengadilan membebaskannya dari konspirasi atas dugaan rencana tersebut, tetapi memvonisnya atas kepemilikan bahan pembuatan bom.

Pada Jumat, Polisi Metropolitan Inggris mengonfirmasi bahwa Grant telah ditahan di London berdasarkan Undang-Undang Terorisme.

Dalam sebuah pernyataan, kepolisian mengatakan: “Kami dapat mengonfirmasi bahwa pada 8 Agustus, petugas dari Polisi Metropolitan menangkap seorang pria berusia 41 tahun yang dicari karena pelanggaran syarat lisensi terkait dengan vonis sebelumnya.

“Dia ditangkap di bandara Heathrow saat tiba kembali ke Inggris dari Kenya. Syarat-syarat lisensi pria itu dicabut pada Agustus 2005 setelah pelanggaran awal.”

Grant juga ditangkap atas dugaan menjadi anggota al-Shabab, kelompok militan Islam, kata Polisi Metropolitan.

Dia tetap ditahan polisi.

Sementara itu, Nyonya Lewthwaite tidak terlihat sejak 2011 dan dicari oleh polisi di Kenya dan Inggris.

Dia dijuluki “Janda Putih” setelah menikah dengan pelaku bom bunuh diri London, Germaine Lindsay.

Muslim yang berpindah agama, yang menghabiskan masa kecilnya di Aylesbury, Buckinghamshire, tetap menjadi salah satu orang yang paling dicari di Kenya.

Dia dicurigai memiliki hubungan dengan al-Shabab, kelompok militan berbasis di Somalia, dan serangkaian serangan.

MEMBACA  Bagaimana 'putri duyung' nyata Korea Selatan membuat Malala ingin belajar berenang

Grant diyakini telah menjadi radikal setelah menghabiskan waktu di penjara dengan Richard Reid, seorang ekstremis terkenal yang dikenal sebagai “shoe bomber”.

Reid sedang menjalani hukuman seumur hidup di AS setelah plot gagal untuk meledakkan penerbangan lintas laut dengan bahan peledak di sepatunya.

Anda mungkin juga tertarik:

[Gambar Getty/BBC]

Kunjungi BBCAfrica.com untuk berita lebih lanjut dari benua Afrika.

Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook di BBC Africa, atau di Instagram di bbcafrica

Podcast BBC Afrika