Tekanan meningkat terhadap Presiden Peru saat anggota parlemen mengajukan permintaan untuk memecatnya dari jabatan

Tekanan terus meningkat terhadap Presiden Peru, Dina Boluarte, pada hari Senin ketika para anggota parlemen mengajukan permohonan kepada Parlemen untuk mencopotnya dari jabatan karena “ketidakmampuan moral permanen” tiga hari setelah polisi merusak pintu depan kediamannya untuk mencari jam tangan mewah yang terkait dengan sebuah penyelidikan.

Permintaan tersebut diajukan oleh anggota parlemen dari berbagai partai termasuk Peru Libre yang pernah menjadi partai Boluarte. Untuk mencopot Boluarte, langkah tersebut membutuhkan 87 suara dari 130 kursi Parlemen unikameral, dan sejauh ini, lima partai yang bersama-sama memiliki 57 suara telah berjanji untuk mendukung presiden.

Boluarte sedang diselidiki secara praperadilan atas dugaan memperoleh koleksi jam tangan mewah yang tidak diungkapkan sejak menjadi wakil presiden dan menteri inklusi sosial pada Juli 2021, dan kemudian presiden pada Desember 2022. Dia telah membantah tuduhan tersebut.

Para anggota parlemen dalam permintaan mereka mengutip penyelidikan pajak terhadap Boluarte serta masalah-masalah di seluruh negara, seperti meningkatnya kejahatan.

Pada Jumat malam, petugas polisi bersenjata merusak pintu depan rumah Boluarte dengan pemukul untuk mencari jam tangan Rolex sebagai bagian dari penyelidikan pajak. Razia tersebut menandai kali pertama dalam sejarah Peru bahwa polisi secara paksa memasuki rumah seorang presiden yang sedang menjabat.

Penyelidikan dimulai pada pertengahan Maret setelah sebuah acara TV menyoroti Boluarte mengenakan jam tangan Rolex yang bernilai hingga $14.000 di Peru. Acara TV lain kemudian menyebutkan setidaknya dua Rolex lainnya.

Boluarte, seorang pengacara berusia 61 tahun, adalah pejabat distrik yang sederhana sebelum memasuki pemerintahan Presiden Pedro Castillo dengan gaji bulanan $8.136 pada Juli 2021. Boluarte kemudian menjabat sebagai presiden dengan gaji lebih rendah, yaitu $4.200 per bulan. Tak lama setelah itu, dia mulai memamerkan jam tangan mewah tersebut.

MEMBACA  Imran Khan dan Sekutu Memenangkan Mayoritas Kursi, tetapi Mereka Tidak Akan Memimpin Pakistan.

Boluarte tidak mencantumkan ketiga jam tangan tersebut dalam formulir deklarasi aset yang wajib.

Pada hari Senin, Boluarte juga kehilangan tiga anggota Kabinet ketika menteri dalam negeri, pendidikan, dan wanita mengundurkan diri. Menteri Dalam Negeri, VĂ­ctor Torres, mengatakan kepada wartawan bahwa pengundurannya karena masalah keluarga sementara kepala Kementerian Wanita, Nancy Tolentino, dan Kementerian Pendidikan, Miriam Ponce, tidak memberikan alasan dalam pengumuman yang mereka bagikan di media sosial.

Boluarte menjadi presiden pada Desember 2022, ketika dia menggantikan Presiden Pedro Castillo yang dipecat oleh Parlemen dan kini dipenjara sambil diselidiki atas dugaan korupsi dan pemberontakan.