Starmer dari Inggris Hadapi Tekanan yang Semakin Besar untuk Mengakui Negara Palestina | Berita Konflik Israel-Palestina

Lebih dari 200 anggota parlemen di Inggris telah mendesak pemerintah Inggris untuk mengakui negara Palestina, seiring meningkatnya tekanan pada Perdana Menteri Keir Starmer untuk mengambil tindakan nyata di tengah perang Israel di Gaza.

Sekitar 221 anggota parlemen dari berbagai spektrum politik menandatangani surat terbuka pada Jumat, mendesak pemerintah Partai Buruh Starmer untuk mengakui negara Palestina sebelum konferensi PBB tentang Palestina pekan depan.

"Kami berharap hasil konferensi akan memuat penjelasan pemerintah Inggris mengenai kapan dan bagaimana mereka akan memenuhi komitmen lama tentang solusi dua negara; serta bagaimana mereka akan bekerja dengan mitra internasional untuk mewujudkannya," bunyi surat itu.

"Meski kami paham bahwa Inggris tak punya kekuatan untuk mewujudkan Palestina yang merdeka, pengakuan dari Inggris akan berpengaruh besar karena hubungan historis dan keanggotaan kami di Dewan Keamanan PBB. Karena itu, kami mendesak langkah ini."

Anggota parlemen dari sembilan partai politik ikut menandatangani, kata anggota parlemen Partai Buruh Sarah Champion, termasuk Partai Buruh, Konservatif, Liberal Demokrat, SNP, dan Partai Hijau.

Surat ini muncul saat kemarahan publik di Inggris dan dunia semakin memuncak atas pemboman dan blokade Israel di Jalur Gaza, yang memicu krisis kelaparan mematikan.

"221 anggota parlemen dari 9 partai mengirim surat bersama ke PM & Menlu, mendesak mereka mengakui Palestina sebagai negara sekarang." pic.twitter.com/b2hbX2XCGR
— Sarah Champion (@SarahChampionMP) 25 Juli 2025

Ini terjadi sehari setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina di PBB pada September.

"Selaras dengan komitmen historis kami untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina," kata Macron dalam unggahan media sosial Kamis.

MEMBACA  Axelsen & Ginting Melaju ke Babak 16 Besar All England 2024, Bisa Bertemu di Babak 8 Besar

"Saya akan membuat pengumuman resmi ini di depan Majelis Umum PBB September nanti. Prioritas mendesak saat ini adalah mengakhiri perang di Gaza dan membantu warga sipil."

Pengumuman Macron memicu kemarahan pemimpin Israel, termasuk PM Benjamin Netanyahu, yang menyebut langkah ini "memberi hadiah untuk teror."

Tapi Netanyahu sendiri menghadapi kecaman luas atas serangan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 59.000 warga Palestina sejak Oktober 2023.

Blokade Israel di wilayah itu memperburuk krisis kemanusiaan, dengan PBB dan kelompok HAM melaporkan banyak anak Palestina kini menderita malnutrisi parah dan berisiko meninggal.

Dalam pernyataan Jumat, Starmer mengatakan "adegan mengerikan di Gaza tak kunjung berhenti."

"Penyanderaan tawanan, kelaparan dan penolakan bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina, meningkatnya kekerasan dari kelompok pemukim ekstremis, dan eskalasi militer Israel yang tidak proporsional di Gaza—semua ini tak bisa dibela," katanya.

Tapi Starmer belum mengumumkan rencana mengakui negara Palestina, hanya mengatakan ia sedang bekerja pada "jalur menuju perdamaian di kawasan."

"Jalur ini akan memuat langkah konkret untuk mengubah gencatan senjata yang sangat dibutuhkan jadi perdamaian abadi. Pengakuan negara Palestina harus jadi salah satu langkah itu. Saya tegas soal itu. Tapi itu harus bagian dari rencana lebih luas yang berujung pada solusi dua negara dan keamanan abadi bagi Palestina dan Israel."

Dalam laporannya dari aksi protes di depan kediaman Starmer di London Jumat sore, jurnalis Al Jazeera Milena Veselinovic mengatakan pengunjuk rasa menyatakan "kemarahan" atas sikap pemerintah Inggris di tengah situasi buruk di Gaza.

"Banyak yang merasa tak berdaya, jadi satu-satunya yang bisa mereka lakukan adalah berkumpul di sini, berisik sebisanya, dan berharap suara mereka didengar penguasa," katanya.

MEMBACA  Hamas Desak Israel Bebaskan Tahanan Penting dalam Kesepakatan Gaza

"Mereka ingin Keir Starmer menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya untuk mengakhiri ini."

Selain mengakui negara Palestina, pemerintah Inggris juga semakin didesak untuk menjatuhkan sanksi pada Israel dan memberlakukan embargo senjata.

Veselinovic mengatakan Starmer berada dalam "situasi diplomatik sulit" jelang pertemuannya dengan Presiden AS Donald Trump, yang terbang ke Skotlandia pada Jumat.

Ia menjelaskan, pengumuman Macron menambah tekanan pada Inggris—sekutu dekat Prancis dan AS—untuk juga mengakui Palestina. Tapi Trump telah mengkritik langkah Macron.

"Sepertinya ada jurang pemisah antara sikap Eropa secara umum, yang lebih sejalan dengan laporan agen PBB di lapangan di Gaza, dengan posisi AS yang hampir 100% mendukung versi pemerintah Israel," ujarnya.

"Dan di tengah itu ada Keir Starmer, yang ingin menjaga hubungan baik dengan kedua belah pihak."