IDF mengumumkan bahwa misil tersebut berhasil ditangkal.
Sirene berbunyi di kawasan Laut Mati dan sebagian Tepi Barat setelah sebuah misil balistik diluncurkan dari Yaman menuju Israel pada Sabtu malam.
IDF menyatakan bahwa misil tersebut sudah diintersepsi.
Houthi Bersumpah Lanjutkan Serangan ke Israel
Houthi mengklaim telah menarget Israel pusat dengan misil hipersonik “Palestine 2” pada Selasa malam pekan lalu, tapi tidak ada bukti kecepatan hipersonik. Senjata hipersonik biasanya merujuk pada misil yang bermanuver di atas kecepatan Mach 5, sementara misil balistik meski bisa mencapai kecepatan tinggi, tapi geraknya tetap mengikuti lintasan yang bisa diprediksi.
Media Houthi, Al-Masirah, menyatakan, “Dalam pernyataan resmi, pasukan [Houthi] menegaskan bahwa operasi [Selasa malam] berhasil mencapai target dengan tepat, menimbulkan kepanikan massal di kalangan pemukim Zionis, jutaan orang lari ke tempat perlindungan, dan operasi bandara terhenti total.”
Pendukung Houthi memegang spanduk bergambar pejabat Iran yang tewas dalam serangan udara Israel, dalam protes di Sanaa, Yaman, 13 Juni. (kredit: REUTERS/Adel Al Khader)
Houthi juga merilis pernyataan yang “menekankan bahwa operasi ini merupakan bagian dari dukungan berkelanjutan Yaman untuk rakyat Palestina serta penolakan terhadap genosida yang masih berlangsung. Mereka menegaskan tekad rakyat Yaman untuk memenuhi tugas nasional dan agama terkait perjuangan Palestina.”
Houthi menyatakan akan terus mendukung Hamas dengan menggunakan “misil hipersonik dan balistik”, serta menarget Bandara Ben-Gurion dan Eilat.
Mereka juga mengaku bangga dengan “konfrontasi regional yang lebih luas” melawan Israel.
“Operasi” ini termasuk “mengganggu lalu lintas udara di bandara Lod [Ben-Gurion] dan mencegah kapal Israel berlayar di Laut Merah menuju pelabuhan Umm al-Rashrash [Eilat] di Palestina selatan yang diduduki.”
Laporan tersebut juga menyebutkan sejak pembantaian Hamas pada 7 Oktober, Houthi tidak hanya mengeluarkan pernyataan solidaritas, tapi juga mengambil tindakan langsung.
“Tindakan ini meliputi serangan misil ke instalasi militer penting di wilayah pendudukan hingga operasi laut yang berdampak besar, mengganggu pelayaran terkait Israel di Laut Merah,” demikian bunyi laporan.
Seth J. Frantzman berkontribusi dalam laporan ini.