Curah hujan di atas rata-rata tercatat selama lima hari terakhir di Kabupaten Sancheong, tempat sebagian besar korban jiwa terjadi.
Jumlah korban tewas akibat hujan deras di Korea Selatan secara nasional telah meningkat menjadi 14, menurut otoritas, di tengah kekhawatiran akan lebih banyak korban, dengan 12 orang lagi dinyatakan hilang sejak bencana ini dimulai.
Dua orang meninggal dan empat lainnya hilang di kota wisata Gapyeong pada Minggu setelah longsor menelan rumah-rumah dan banjir menghanyutkan kendaraan, dilaporkan AFP merujuk pejabat pemerintah.
Seorang wanita berusia 70-an tewas ketika rumahnya runtuh akibat longsor, sementara jenazah pria berusia 40-an ditemukan di dekat jembatan setelah ia tenggelam, menurut laporan kantor berita resmi Yonhap.
Cars damaged by floods seen on a road along a river in Gapyeong province, South Korea [Yonhap/AFP]
Hampir 170mm (6,7 inci) curah hujan tercatat di area tersebut di Provinsi Gyeonggi, sekitar 70km (40 mil) timur Seoul, pada Minggu dini hari.
Namun mayoritas korban terjadi di Kabupaten Sancheong di selatan, yang menerima hampir 800mm (31,5 inci) hujan sejak Rabu.
Dua jenazah ditemukan di sana pada Minggu pagi selama operasi pencarian, menaikkan jumlah korban di kabupaten berpenduduk 33.000 itu menjadi delapan, dengan enam masih hilang.
Kabupaten tetangga Hapcheon menerima 699mm (27,5 inci) hujan, sementara Kabupaten Hadong di sekitarnya mendapat 621,5mm (24,5 inci).
Dua dari 12 orang yang dilaporkan hilang berasal dari Kota Gwangju di barat daya, kata Yonhap.
Yonhap juga mengutip otoritas yang menyatakan telah mencatat 1.920 kasus jalan tergenang, erosi tanah, dan fasilitas umum hancur, serta 2.234 kasus kerusakan properti pribadi seperti bangunan dan lahan pertanian.
Sebanyak 12.921 orang telah mengungsi di 14 kota dan provinsi utama, menurut Yonhap.
Korea Selatan biasanya mengalami hujan muson di Juli dan umumnya siap menghadapinya. Namun pekan ini, kawasan selatan negara itu dilanda hujan sangat lebat, dengan rekor curah hujan per jam tertinggi yang pernah tercatat, demikian data cuaca resmi.
Para ilmuwan menyebut perubahan iklim membuat cuaca ekstrem lebih sering dan intens di seluruh dunia. Pada 2022, Korea Selatan mengalami hujan dan banjir yang memecahkan rekor, menewaskan setidaknya 11 orang.