Serangan Udara Rusia Besar-besaran Tewaskan Setidaknya Enam Orang di Ibu Kota Kyiv, Ukraina | Berita Perang Rusia-Ukraina

Serangan Rudal dan Drone Targetkan Kawasan Permukiman di Berbagai Distrik Kyiv

Serangan "masif" Rusia yang melibatkan drone dan rudal telah menewaskan setidaknya enam orang di ibu kota Ukraina dan wilayah sekitarnya, menurut pejabat Ukraina.

Serangan pada Senin pagi itu menyasar kawasan permukiman di sejumlah distrik di Kyiv. Serangan terhadap kota ini, yang merupakan serangan besar kedua dalam seminggu, menunjukkan Rusia berupaya meningkatkan tekanan saat perhatian dunia teralihkan oleh keputusan AS untuk bergabung dengan kampanye udara Israel melawan Iran.

"Serangan besar-besaran lagi terhadap ibukota. Kemungkinan, ada beberapa gelombang drone musuh," ungkap Tymur Tkachenko, kepala administrasi militer Kyiv, dalam sebuah pernyataan.

"Gaya Rusia tak berubah—menyerang tempat yang mungkin ada orangnya," kata Tkachenko di Telegram. "Bangunan residensial, pintu keluar tempat perlindungan—ini ciri khas Rusia."

Selain bangunan permukiman, rumah sakit, infrastruktur olahraga, dan pintu masuk stasiun metro yang digunakan sebagai tempat perlindungan juga ikut diserang dalam serangan skala besar ini, menurut layanan darurat.

Serangan ini menyebabkan kerusakan di enam dari 10 distrik Kyiv dan melukai setidaknya 10 orang, kata Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko di Telegram.

"Minimal empat orang tewas di Distrik Shevchenkivskyi, di mana seluruh pintu masuk gedung apartemen hancur," ujar Klymenko.

"Masih ada orang di bawah reruntuhan," tambahnya.

Sementara itu, serangan drone jarak pendek Rusia di wilayah Chernihiv pada Minggu malam menewaskan dua orang dan melukai 10 lainnya, termasuk tiga anak, menurut otoritas setempat.

Satu orang lagi tewas dan delapan lainnya terluka di kota Bila Tserkva, sekitar 85 km di selatan-barat Kyiv.

Sabotase

Rusia belum memberikan komentar terkait serangan ini. Kedua pihak menyangkal menargetkan warga sipil dalam perang yang dilancarkan Rusia pada Februari 2022, namun ribuan warga sipil telah tewas dalam konflik ini—mayoritas adalah orang Ukraina.

MEMBACA  Menyambut Tahun 2025 Dengan Dua Rute Baru di Pegunungan Alpen

Serangan paling mematikan Rusia terhadap Kyiv terjadi pekan lalu dengan meluncurkan ratusan drone, menewaskan 28 orang dan melukai lebih dari 150, sementara pejabat Ukraina menyebut hampir 30 lokasi terkena dampak serangan bertubi-tubi.

Panglima Tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskii, menanggapi peningkatan serangan ini dengan janji untuk memperhebat serangan balik terhadap Rusia.

"Kami tak akan hanya bertahan. Karena ini tak membuahkan hasil dan pada akhirnya akan membuat kami mundur, kehilangan orang dan wilayah," ujarnya, dikutip AFP.

Untuk itu, Ukraina "akan meningkatkan skala dan jangkauan" serangan terhadap target militer Rusia, tambahnya.

Pasukan Rusia meluncurkan setidaknya 47 drone dan tiga rudal pada Minggu malam, menurut angkatan udara Ukraina.

Kyiv menuduh Moskow sengaja menyabotase upaya perjanjian damai—yang didorong oleh Presiden AS Donald Trump—untuk memperpanjang serangan besar-besaran mereka dan merebut lebih banyak wilayah.