Sumber medis menyebut delapan orang tewas dalam insiden penembakan dekat lokasi distribusi bantuan di barat Rafah, Gaza Selatan.
Serangan Israel telah menewaskan setidaknya 34 warga Palestina di seantero Gaza, menurut sumber medis yang berbicara kepada Al Jazeera. Sebuah rumah sakit kunci di selatan wilayah terkepung itu menyatakan tidak dapat diakses akibat operasi militer Israel yang masih berlangsung.
Palestinian Red Crescent melaporkan pada Sabtu bahwa Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis “tidak lagi bisa dijangkau” setelah pasukan Israel menetapkan wilayah sekitarnya sebagai “zona pertempuran berbahaya” dan memerintahkan evakuasi.
“Ada banyak pasien dan staf medis di rumah sakit,” ungkap kelompok tersebut dalam pernyataan, mendesak organisasi internasional untuk turun tangan, memberikan perlindungan bagi fasilitas kesehatan, dan membuka koridor aman untuk bantuan serta suplai medis.
Permohonan itu disampaikan saat sumber medis memberitahu Al Jazeera bahwa 34 orang tewas dalam serangan Israel pada Sabtu, termasuk delapan korban penembakan di dekat pusat distribusi bantuan di barat Rafah.
Warga Palestina di Gaza telah berkumpul hampir tiap hari sejak akhir Mei di bundaran al-Alam dekat Rafah untuk mengambil bantuan kemanusiaan di pusat yang berjarak 1 km, dioperasikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung Amerika.
Samir Abu Hadid, yang berada di lokasi pada Sabtu dini hari, mengatakan kepada AFP bahwa ribuan orang berkumpul di dekat bundaran.
“Begitu beberapa orang mencoba maju ke pusat bantuan, pasukan pendudukan Israel membuka tembakan dari kendaraan lapis baja yang diparkir di dekat situ, awalnya ke udara lalu ke warga sipil,” kata Abu Hadid.
Tidak ada komentar langsung dari militer Israel.
GHF sebelumnya menyatakan pada Jumat bahwa pusat bantuannya akan tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut akibat kekhawatiran keamanan, beberapa hari setelah sejumlah insiden mematikan di dekat lokasi mereka.
“Operasi di titik distribusi kami dihentikan sementara,” ujar juru bicara GHF pada Jumat, meski ada peringatan dari agen kemanusiaan bahwa Gaza di ambang kelaparan.
Israel bulan lalu sedikit melonggarkan blokade total terhadap bantuan kemanusiaan yang berlaku sejak 2 Maret, tapi kelompok HAM dan PBB memperingatkan bahwa hanya sedikit bantuan yang masuk.
PBB, yang menolak bekerja sama dengan GHF karena masalah netralitas, menyebut seluruh populasi Gaza—lebih dari dua juta orang—berisiko kelaparan.
Di Israel, Menteri Pertahanan Israel Katz mengumumkan bahwa militer telah menemukan jenazah warga Thailand, Nattapong Pinta, di Rafah, Gaza Selatan.
Pinta, pekerja pertanian, diculik dalam serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober 2023 dari Kibbutz Nir Oz. Pejabat Israel menyatakan ia sempat ditahan oleh Mujahideen Brigades, kelompok bersenjata Palestina.
Jenazahnya ditemukan bersama dua sandera Israel-Amerika yang telah dievakuasi lebih awal pekan ini. Keluarga Pinta di Thailand telah diberitahu.