Senator AS Cari Jalan Keluar dari Shutdown dalam Sidang Langka Akhir Pekan

Para senator dari Partai Demokrat dan Republik di Amerika Serikat tengah berupaya mencari solusi kompromi guna mengakhiri shutdown pemerintah yang terpanjang dalam sejarah negara tersebut. Namun, pembicaraan lintas partai pada Sabtu (4/2) belum menunjukkan kemajuan berarti, dengan kedua pihak berseberangan pendapat mengenai syarat pembukaan kembali pemerintah.

Senat dijadwalkan menggelar sesi lanjutan yang jarang terjadi pada hari Minggu. Kebuntuan yang telah berlangsung selama 39 hari ini semakin berdampak luas: pegawai federal tak menerima gaji, maskapai penerbangan membatalkan sejumlah penerbangan, serta penundaan bantuan pangan bagi jutaan warga AS.

Pembahasan Sabtu lalu langsung menemui jalan buntu ketika Presiden Donald Trump menegaskan tidak akan berkompromi dengan Demokrat dalam waktu dekat. Partai oposisi tersebut menuntut perpanjangan subsidi asuransi kesehatan di bawah Affordable Care Act (ACA) atau Obamacare. Melalui media sosial, Trump justru mendorong senator Republikan untuk mengalihkan dana federal dari subsidi premi asuransi menjadi pembayaran langsung kepada individu.

Pasar ACA memungkinkan masyarakat membeli polis asuransi langsung dari penyedia layanan kesehatan, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses melalui perusahaan atau program pemerintah Medicare dan Medicaid. Sekitar 24 juta warga AS mengandalkan subsidi ini. Rata-rata premi diperkirakan akan melonjak dua kali lipat tahun depan jika subsidi yang ditingkatkan ini dihentikan.

Demokrat bersikukuh menuntut perpanjangan subsidi kesehatan sebagai prasyarat pembukaan pemerintah, sementara Republikan menginginkan normalisasi pemerintahan terlebih dahulu.

Senator Jeanne Shaheen, Demokrat dari New Hampshire yang memimpin perundingan, menyatakan perlu “jalan alternatif” setelah Republikan menolak tawaran perpanjangan subsidi selama setahun. Para negosiator tengah membahas paket pendanaan parsial untuk program bantuan pangan, veteran, dan lembaga legislatif, dengan perpanjangan anggaran untuk sektor lain hingga Desember atau Januari. Kesepakatan ini hanya akan disertai janji voting kesehatan di masa depan, bukan jaminan perpanjangan subsidi.

MEMBACA  Putra Pasangan Inggris yang Ditahan Taliban 'Sangat Bahagia' Kembali ke Inggris

Dukungan terhadap rencana ini masih diragukan, terlebih Trump tampaknya tidak akan mendukung perpanjangan manfaat kesehatan. Ketua DPR Mike Johnson juga menolak berkomitmen pada voting kesehatan. Republikan yang menguasai 53 dari 100 kursi Senat membutuhkan 60 suara untuk membuka pemerintahan.

Jurnalis Al Jazeera Mike Hanna melaporkan dari Washington DC bahwa sesi akhir pekan ini “sangat tidak biasa”. Republikan enggan menggelar voting tanpa kepastian perolehan 60 suara. Trump kembali mendesak penghapusan filibuster yang mensyaratkan 60 suara untuk pengesahan undang-undang, namun partainya menolak karena khawatir aturan tersebut dapat berbalik merugikan jika Demokrat menguasai Senat di masa depan.

Ketua Senator Republikan John Thune kini mempertimbangkan paket bipartisan yang mencerminkan proposal Demokrat moderat, meski belum jelas apa yang akan ditawarkan mengenai kesehatan. Paket ini akan menggantikan RUU dari DPR yang telah 14 kali ditolak Demokrat sejak shutdown 1 Oktober. RUU terkini hanya memperpanjang anggaran hingga 21 November.

Voting uji coba dapat dilaksanakan dalam beberapa hari jika Thune memutuskan untuk melanjutkan. Demokrat kemudian dihadapkan pada pilihan krusial: memperpanjang shutdown sambil memperjuangkan perpanjangan subsidi yang berakhir Januari, atau membuka pemerintah dengan harapan terbaik meski voting kesehatan tidak menjamin hasil.

Pemimpin Demokrat Senat Chuck Schumer tetap bersikeras bahwa Republikan harus menerima perpanjangan subsidi setahun sebelum bernegosiasi lebih lanjut. “Kelambanan bertindak merupakan pengabaian kewajiban karena masyarakat bisa bangkrut, kehilangan asuransi, dan kondisi kesehatan memburuk,” tegas Schumer dalam pidatonya.