Thomas Mackintosh
BBC News
AFP via Getty Images
Itamar Ben-Gvir (kiri) dan Bezalel Smotrich adalah anggota kunci koalisi sayap kanan PM Benjamin Netanyahu
Inggris telah menjatuhkan sanksi terhadap dua menteri Israel sayap kanan atas komentar mereka tentang Gaza. Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich akan dilarang masuk ke Inggris dan aset mereka di Inggris dibekukan sebagai bagian dari tindakan yang diumumkan oleh menteri luar negeri.
David Lammy mengatakan Menteri Keuangan Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Ben-Gvir telah "menghasut kekerasan ekstremis dan pelanggaran serius hak asasi manusia warga Palestina."
Sebagai tanggapan, Israel menyatakan: "Sangat keterlaluan bahwa perwakilan terpilih dan anggota pemerintah dikenakan tindakan seperti ini."
Kedua politisi ini telah dikritik karena sikap mereka terkait perang di Gaza. Smotrich menentang bantuan masuk ke Gaza, sementara Ben-Gvir menyerukan pemindahan warga Gaza dari wilayah tersebut.
Setelah mengumumkan sanksi, Lammy berkata: "Tindakan ini tidak dapat diterima. Inilah mengapa kami bertindak sekarang—untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bersalah."
"Kami akan berupaya mencapai gencatan senjata segera di Gaza, pembebasan sandera yang masih ditahan Hamas—yang tidak boleh lagi berperan dalam pemerintahan Gaza—peningkatan bantuan, dan jalan menuju solusi dua negara."
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar mengatakan kabinet akan bersidang minggu depan untuk menanggapi apa yang dia sebut "keputusan yang tidak dapat diterima."
Kantor Luar Negeri Inggris menambahkan bahwa "bersama mitra Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Norwegia, Inggris jelas bahwa kekerasan dan intimidasi oleh pemukim Israel terhadap komunitas Palestina di Tepi Barat harus dihentikan."
Dalam pernyataan, disebutkan bahwa sanksi terhadap Smotrich dan Ben-Gvir "tidak bisa dilihat terpisah dari peristiwa di Gaza, di mana Israel harus menaati Hukum Humaniter Internasional."
Kedua menteri berasal dari partai sayap kanan yang mendukung pemerintahan koalisi PM Benjamin Netanyahu. Ben-Gvir dari partai Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi) memiliki enam kursi, sementara Smotrich dari partai Zionisme Religius memegang tujuh kursi.
Smotrich, saat meresmikan pemukiman baru di Hebron Hills, menyatakan "penghinaan" terhadap langkah Inggris. Dia berkata: "Inggris pernah mencoba menghentikan kami menguasai tanah leluhur, dan mereka tidak akan berhasil lagi. Kami akan terus membangun, insya Allah."
Dia merujuk pada masa ketika Inggris menguasai Palestina dan membatasi imigrasi Yahudi, terutama sejak akhir 1930-an hingga akhir 1940-an.
Kemungkinan sanksi terhadap kedua menteri ini telah lama direncanakan. Pada Oktober, Lord Cameron mengatakan dia pernah berencana menjatuhkan sanksi saat menjabat sebagai menteri luar negeri, sebagai tekanan terhadap Israel.
Keputusan Inggris mencerminkan meningkatnya tekanan publik dan parlemen untuk bertindak lebih keras terhadap pemerintah Israel terkait operasinya di Gaza dan Tepi Barat.
Langkah ini juga menyusul eskalasi tekanan dari Inggris dan sekutunya. Bulan lalu, pemimpin Inggris, Prancis, dan Kanada mengeluarkan pernyataan bersama bahwa Israel berisiko melanggar hukum internasional. Inggris juga menghentikan pembicaraan dagang dengan Israel.
Di parlemen bulan lalu, Lammy menyebut komentar Smotrich tentang "pembersihan" Gaza dari warga Palestina sebagai ekstremisme "monstru