Rencana Israel untuk Menguasai Kota Gaza: Fakta yang Terungkap

Hugo Bachega
Koresponden Timur Tengah
Getty Images

Ratusan ribu warga Palestina di Kota Gaza kesulitan mengakses makanan akibat blokade Israel dan serangan terus-menerus di Jalur Gaza.

Kabinet keamanan Israel menyetujui rencana mengambil alih Kota Gaza, sebagai eskalasi kontroversial dalam perang di Gaza. Kota ini merupakan wilayah terpadat sebelum perang dan menjadi tempat tinggal ratusan ribu warga Palestina di utara Jalur Gaza.

Rencana ini menghadapi penolakan keras baik dari dalam Israel—termasuk pejabat militer dan keluarga sandera—maupun komunitas internasional. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya menyatakan bahwa Israel berencana menguasai seluruh Jalur Gaza dan kelak "menyerahkannya kepada pasukan Arab." Masih banyak yang belum jelas, tetapi inilah yang kami ketahui tentang rencana baru ini.

Apa detail rencananya?

Rencana ini—atau "lima prinsip untuk mengakhiri perang"—meliputi:

  • Pelucutan senjata Hamas
  • Pengembalian semua sandera, baik yang hidup maupun yang tewas
  • Demiliterisasi Jalur Gaza
  • Kontrol keamanan Israel atas Jalur Gaza
  • Pembentukan administrasi sipil alternatif yang bukan Hamas maupun Otoritas Palestina.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan akan bersiap mengambil alih Kota Gaza sembari memberikan bantuan kemanusiaan kepada "penduduk sipil di luar zona pertempuran." Belum jelas apakah bantuan ini baru dan apakah akan disalurkan melalui Gaza Humanitarian Foundation yang didukung AS dan Israel atau mekanisme lain.

    Mengapa hanya Kota Gaza yang diambil alih?

    Sebelum rapat kabinet, Netanyahu menyatakan ingin Israel menguasai seluruh Gaza. Namun, dalam rencana baru ini, hanya Kota Gaza yang disebutkan. Israel mengklaim saat ini menguasai 75% Gaza, sementara PBB memperkirakan 86% wilayahnya telah menjadi zona militer atau dikenai perintah evakuasi.

    Rencana ini bertujuan agar pasukan Israel mengambil alih kota terbesar di Gaza untuk pertama kalinya selama konflik ini. Kota ini dihuni satu juta penduduk dan dikelilingi wilayah yang sudah dikuasai IDF atau terkena perintah evakuasi.

    Menurut Hugo Bachega, koresponden Timur Tengah kami, penguasaan kota ini kemungkinan menjadi fase awal pengambilalihan seluruh Jalur Gaza. Ada pula spekulasi bahwa ancaman pendudukan penuh bisa jadi strategi untuk menekan Hamas agar membuat konsesi dalam negosiasi yang mandek.

    Netanyahu mengatakan Israel "tidak ingin mempertahankannya" dan bermaksud menyerahkannya kepada "pasukan Arab." Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang pihak Arab mana yang dimaksud.

    Kapan Israel akan mengambil alih Kota Gaza?

    Israel belum mengumumkan waktu pasti, tetapi laporan media Israel menyebut pasukan tidak akan langsung bergerak—penduduk harus dievakuasi terlebih dahulu.

    Netanyahu dinilai "sengaja tidak jelas" mengenai identitas pasukan Arab yang ia sebutkan. Mungkin ia merujuk pada Yordania dan Mesir, yang bersedia bekerja sama dengan Israel tetapi menolak masuk ke Gaza setelah pendudukan Israel.

    Tidak ada detail lebih lanjut tentang garis waktu pemerintahan pasca-pengambilalihan, dan Hamas belum menanggapi rencana ini.

    Bagaimana reaksi dunia?

    Netanyahu mendapat kritik tajam dari keluarga sandera dan pemimpin dunia. Beberapa pejabat militer Israel menyatakan bahwa Hamas sudah tidak lagi menjadi ancaman sebagai kekuatan militer terorganisir.

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut eskalasi ini "keliru" dan "hanya akan menambah pertumpahan darah." Sementara itu, Presiden Inisiatif Nasional Palestina Mustafa Barghouti menyatakan keputusan Israel sebagai "deklarasi kejahatan perang."

    Turki menuding Israel ingin "mengusir paksa warga Palestina dari tanah mereka," sedangkan Menteri Luar Negeri Finlandia Elina Valtonen mendorong gencatan senjata segera dan pembebasan sandera. Australia juga mendesak pengendalian diri, menyebut pengambilalihan Kota Gaza "hanya akan memperparah bencana kemanusiaan."

    PBB memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut akan menyebabkan "pengungsian massal, pembunuhan, penderitaan tak tertahankan, dan kejahatan kebiadaban." Forum Keluarga Sandera Israel menyatakan keputusan ini "menuju bencana besar bagi sandera dan tentara kita."

    Ada laporan bahwa AS memberi lampu hijau kepada Netanyahu untuk mengambil alih Kota Gaza. Namun, NBC News melaporkan perdebatan sengit antara Presiden AS Donald Trump dan Netanyahu akhir Juli lalu—klaim yang disebut Trump sebagai "berita palsu."

    Pelaporan tambahan dari Ruth Comerford.

MEMBACA  Faktor Gaza dalam Pemilihan Umum AS | Gaza