Pujian Ghislaine Maxwell untuk Trump dalam Transkrip yang Dirilis Pemerintah

Departemen Kehakiman Amerika Serikat telah merilis transkrip wawancara terkini antara Ghislaine Maxwell, mantan rekan pelaku pelecehan seksual anak Jeffrey Epstein, dan salah satu pejabat tinggi mereka.

Pertemuan mereka diatur pada Juli lalu ketika administrasi Presiden Donald Trump berupaya mengurangi sorotan atas hubungan masa lalunya dengan Epstein.

Dalam transkrip yang dirilis Jumat, Maxwell memuji Trump dan bersikeras bahwa ia tak pernah menyaksikannya terlibat dalam perilaku tak pantas.

“Saya sungguh tak pernah melihat presiden dalam situasi pijat apa pun,” ujar Maxwell, yang kini menjalani hukuman 20 tahun atas dakwaan perdagangan seks.

“Saya tak pernah menyaksikan presiden dalam situasi yang tak pantas dalam bentuk apa pun. Presiden tak pernah bertindak tak pantas terhadap siapa pun. Dalam setiap kesempatan saya bersamanya, ia adalah pria yang santun dalam segala hal.”

Wakil Jaksa Agung Todd Blanche, pejabat kedua tertinggi di Departemen Kehakiman, sebelumnya mengatakan ia bertemu dengan Maxwell untuk menilai apakah ia “memiliki informasi tentang siapa pun yang melakukan kejahatan terhadap korban”.

Namun perilisian transkrip ini kemungkinan akan memicu kembali pertanyaan tentang cara Departemen Kehakiman menangani informasi terkait kasus Epstein, yang telah menjadi sumber spekulasi dan teori konspirasi di kalangan pendukung Trump.

Pada Jumat, Blanche menyatakan bahwa, kecuali nama-nama korban, “setiap kata tercantum” dalam transkrip yang dirilis.

“Tak ada yang dihapus. Tak ada yang disembunyikan,” jelasnya.

Dalam wawancara tersebut, Maxwell membantah memiliki pengetahuan tentang apa yang disebut “daftar klien”, sebuah subjek teori konspirasi di kalangan kanan Amerika.

Ia juga memuji perilaku Trump dan “prestasi luarbiasanya dalam menjadi presiden sekarang”.

“Trump selalu sangat ramah dan baik kepada saya,” kata Maxwell, seraya menambahkan, “Saya menyukainya, dan selalu menyukainya.”

MEMBACA  Bolivia Kalahkan Brasil dan Lolos ke Play-off Piala Dunia 2026

Usai pertemuannya dengan Blanche, yang berlangsung di gedung pengadilan selama dua hari, Maxwell dipindahkan dari lembaga pemasyarakatan federal keamanan rendah di Florida ke kamp keamanan minimal di Texas.

Pemerintah belum menjelaskan alasan perubahan ini.

Namun pascapertemuan tersebut, keluarga salah satu penggugat Epstein yang paling terkenal, Virginia Giuffre, menyerukan agar administrasi Trump tidak memberikan keringanan apa pun kepada Maxwell.

“Ia harus tetap dipenjara — hal selain itu akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu kekeliruan keadilan terbesar,” tulis keluarga Giuffre dalam sebuah pernyataan. Giuffre meninggal karena bunuh diri pada April lalu.

Epstein sendiri ditemukan tewas di sel penjaranya pada 2019, dan kematiannya ditetapkan sebagai bunuh diri dengan cara gantung diri.

Meski demikian, teori konspirasi telah beredar luas di Amerika bahwa kematiannya mungkin merupakan suatu penyelundupan, berdasarkan keyakinan bahwa para associate Epstein yang berkuasa mungkin terlibat dalam pelecehan tersebut.

Para ahli menyatakan bahwa kisah ini telah menjadi simbol kecurigaan bahwa orang kaya dan berkuasa menghadapi sedikit akuntabilitas, dan basis “Make America Great Again” (MAGA) Trump telah lama mendukung upaya untuk “menguras rawa”: sebuah jargon yang digunakan untuk mengadvokasi penghapusan kekuatan korup dalam pemerintah dan industri utama.

Sebagian dari kecurigaan ini telah berkembang menjadi teori konspirasi tentang jaringan pedofil yang beroperasi di balik bayang-bayang kekuasaan.

Pada 2016, misalnya, seorang tersangka menembakkan senjata ke Comet Ping Pong Pizzeria di Washington, DC, berdasarkan keyakinan bahwa tempat tersebut merupakan pusat bagi jaringan semacam itu.

Dalam kasus Epstein, terdapat spekulasi luas bahwa finansier yang tercemar itu menyimpan “daftar klien” sebagai pemerasan terhadap tokoh-tokoh berkuasa.

Beberapa anggota administrasi Trump sebelumnya merupakan promotor kuat teori konspirasi tersebut, termasuk Direktur Federal Bureau of Investigation (FBI) Kash Patel.

MEMBACA  Elon Musk menyebut pemerintah Australia 'fasis' atas undang-undang informasi palsu | Media Sosial

Namun ia kemudian menarik kembali setelah bergabung dengan Gedung Putih untuk masa jabatan kedua Trump, dengan FBI dan Departemen Kehakiman menerbitkan memo bersama yang menyatakan bahwa daftar semacam itu tidak ada. Memo tersebut juga menegaskan kembali bahwa Epstein meninggal karena bunuh diri dan tidak ada tersangka lebih lanjut dalam pelecehannya yang terungkap.

Namun, memo tersebut gagal meredam ketertarikan terhadap skandal ini, dan banyak yang menunjuk bahwa Jaksa Agung Pam Bondi mengatakan kepada Fox News pada Februari bahwa sebuah daftar klien “berada di meja nya” untuk ditinjau. Bondi kemudian mengatakan bahwa ia salah bicara dan merujuk pada berkas Epstein secara umum.

Jajak pendapat Quinnipiac pada Juli menemukan bahwa 63 persen masyarakat Amerika tidak menyetujui penanganan Trump atas masalah ini.