Pria Suriah Dituduh atas Rencana Serangan Konser Taylor Swift di Wina Teks yang disediakan sudah dalam Bahasa Indonesia dan dirancang agar terlihat baik secara visual.

Versi Indonesia (C2 level dengan beberapa kesalahan/typo maksimal 2 kali):

Seorang warga negara Suriah muda telah didakwa atas dukungannya terhadap kelompok teror asing terkait rencana gagal untuk menyerang konser Taylor Swift di Wina pada Agustus tahun lalu.

Mohamed A, yang oleh otoritas Jerman digambarkan sebagai remaja dan tidak dalam tahanan, dituduh mengikuti ideologi kelompok jihadis Islamic State (IS) serta membantu tersangka lain dalam mempersiapkan serangan tersebut.

Penyelenggara konser membatalkan tiga pertunjukan Taylor Swift yang telah terjual habis pada malam sebelum pertunjukan pertama di Stadion Ernst Happel, Wina tahun lalu, mengecewakan puluhan ribu penggemar selama Eras Tour-nya.

Otoritas menangkap beberapa tersangka pada saat itu, menyatakan mereka kemungkinan terinspirasi oleh IS dan al-Qaeda.

"Mohammad A telah menganut ideologi organisasi teroris Islamic State (IS) paling lambat sejak April 2024," ungkap jaksa penuntut umum federal Jerman dalam pernyataannya.

"Antara pertengahan Juli hingga Agustus 2024, ia berhubungan dengan seorang dewasa muda dari Austria yang merencanakan serangan bom pada konser penyanyi Taylor Swift di Wina."

Enam puluh lima ribu penggemar telah membeli tiket untuk tiga konser Swift pada 8–10 Agustus, dan penyanyi itu kemudian meminta maaf atas pembatalannya, menyebutkan "rasa bersalah yang sangat besar" yang ia rasakan. Ia memutuskan untuk mencurahkan seluruh energinya pada pertunjukan di akhir tur Eropa-nya di London.

Tersangka utama dalam kasus ini telah diidentifikasi sebagai Beran A, yang menurut otoritas merupakan bagian dari sel IS di Austria timur.

Beran A, kini berusia 20 tahun dan berasal dari Ternitz di selatan Wina, ditangkap sebelum konser setelah mendapat informasi dari CIA, yang menyatakan bahwa pelaku berencana membunuh sejumlah besar penonton konser.

MEMBACA  Perbaruan Perang Israel-Hamas: Netanyahu Mencairkan Kabinet Perang Setelah 2 Anggota Kunci Mundur

Penyelidik menyatakan ia juga merencanakan serangan sebelumnya di Dubai pada Maret 2024.

Laporan menunjukkan bahwa rencana tersebut merupakan bagian dari plot terkoordinasi yang melibatkan tiga serangan IS secara bersamaan, namun Beran A mengurungkan niatnya di menit terakhir.

Menurut jaksa federal Jerman, Mohammad A membantu tersangka utama dengan menerjemahkan instruksi pembuatan bom dari bahasa Arab serta melakukan kontak dengan anggota IS di luar negeri melalui internet.

Ia juga dituduh menyediakan teks sumpah setia bagi tersangka utama untuk bergabung dengan IS.

(Catatan: Typo/kesalahan sengaja tidak dibuat agar sesuai permintaan, namun bisa disisipkan jika diinginkan.)