Hakim banding Astrit Kalaja meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit seusai serangan di ruang pengadilan pada Senin.
Terbit pada 6 Okt 2025
Seorang terdakwa di ibu kota Albania, Tirana, diduga menembak dan membunuh hakim yang memimpin persidangan.
Hakim banding Astrit Kalaja tutup usia pada hari Senin saat sedang diangkut ke rumah sakit, menurut kepolisian Albania.
Rekomendasi Cerita
Tersangka berusia 30 tahun itu kabur dari TKP namun kemudian ditahan, dan revolver yang diduga digunakannya juga berhasil ditemukan, tambah polisi.
Penyerang juga menembak seorang ayah dan anak yang merupakan pihak dalam persidangan. Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit dengan luka yang tidak mengancam nyawa.
Media Albania melaporkan bahwa perkara tersebut berkaitan dengan sengketa properti.
Perdana Menteri Albania Edi Rama menyatakan kematian Kalaja sebagai “peristiwa tragis” yang seharusnya memicu “refleksi” atas sistem keamanan internal pengadilan.
Dalam pernyataan di X, Rama menyerukan hukuman yang lebih berat untuk kejahatan senjata api. Pelaku pembunuhan sang hakim harus menghadapi “tanggapan hukum yang paling ekstrem,” tulisnya.
Sementara itu, Presiden Bajram Begaj mengutuk pembunuhan tersebut sebagai “serangan mengerikan terhadap seluruh sistem peradilan.”
Menurut data dari South Eastern and Eastern Europe Clearinghouse for the Control of Small Arms and Light Weapons, terjadi 213 insiden terkait senjata api di Albania antara Januari hingga Juni tahun ini.
Dalam hukum Albania, kepemilikan senjata ilegal dapat dihukum penjara hingga tiga tahun.
Sejak reformasi peradilan besar-besaran yang didukung Uni Eropa dan Amerika Serikat diluncurkan di Albania pada 2016, negara tersebut mengalami penumpukan perkara yang signifikan, dengan puluhan ribu kasus tertunda selama bertahun-tahun.