Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, menghadiri konferensi pers bersama. Prancis percaya bahwa negara tersebut sudah sangat siap untuk Olimpiade Paris 2024 pada musim panas ini meskipun situasi keamanan yang tegang.
“Kami memiliki banyak skenario yang mungkin terkait dengan situasi kritis,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin, dalam wawancara dengan surat kabar Le Parisien pada hari Selasa.
“Selama musim panas ini, mobilisasi kekuatan penegak hukum akan dapat menanggapi tiga risiko besar yang dapat memengaruhi Prancis: ancaman terorisme, gelombang migrasi yang terkait dengan negara yang runtuh, dan kebakaran hutan yang besar,” katanya.
Meskipun terorisme dapat terjadi di mana saja, pada akhirnya, katanya, acara besar yang sangat aman adalah tempat yang paling aman dengan probabilitas kejadian terendah, seperti yang terlihat di Prancis tahun lalu selama Piala Dunia Rugby, kunjungan Paus ke Marseille, dan kunjungan keluarga kerajaan Inggris.
“Hari ini, kami tidak memiliki ancaman terorisme khas terhadap penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade,” tegas Darmanin.
Untuk memastikan keamanan selama upacara pembukaan, yang untuk pertama kalinya dalam sejarah tidak akan berlangsung di stadion, akan ada pembatasan akses ketat seminggu sebelum acara tersebut.
Upacara pembukaan akan berlangsung pada 26 Juli di sepanjang Sungai Seine dan warga yang tinggal di area tersebut akan diminta untuk mengajukan kode QR yang akan memungkinkan mereka akses ke area tersebut dan juga ke rumah mereka.
Sebanyak 45.000 polisi akan memantau area tersebut menjelang upacara pembukaan, kata Darmanin. Sebanyak 326.000 penonton diharapkan menghadiri upacara tersebut, namun jumlah ini dapat dikurangi.
Selain itu, sekitar 2.500 polisi dan pasukan keamanan asing yang sebagian besar bersenjata akan melindungi tim mereka masing-masing.
Sebanyak 160 perahu akan membawa atlet-atlet itu dalam rute enam kilometer sepanjang Sungai Seine melewati pemandangan terindah di Paris, dari Pont d’Austerlitz hingga Trocadéro.