Indonesia:
Untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade, Bolivia berada di ambang pergeseran ke kanan.
Pemilih di negara Amerika Selatan ini akan pergi ke tempat pemungutan suara pada 17 Agustus untuk memilih presiden berikutnya, serta anggota Kongres.
Namun, perpecahan di kalangan kiri Bolivia yang lama mendominasi telah membuka peluang bagi kemenangan sayap kanan, dengan kandidat seperti pengusaha Samuel Doria Medina dan mantan Presiden Jorge "Tuto" Quiroga memimpin persaingan.
Bolivia telah diguncang oleh gejolak politik dan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk inflasi tinggi dan cadangan mata uang yang menipis.
Hal itu, pada gilirannya, menambah ketidakpuasan publik terhadap partai penguasa Gerakan untuk Sosialisme (MAS), yang telah berkuasa hampir tanpa henti sejak 2006. Kandidat seperti Medina dan Quiroga berharap dapat memanfaatkan kekecewaan ini untuk menggeser MAS dari kursi kepresidenan.
Namun, ketegangan di negara ini masih tinggi, dan jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat yang mungkin tidak menghasilkan pemenang jelas di putaran pertama pemilihan.
Siapa tokoh-tokoh yang membentuk persaingan ini? Isu apa yang menjadi perhatian utama pemilih? Dan bagaimana pemilu ini bisa membentuk Bolivia? Kami menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan lebih banyak lagi dalam penjelasan ini.
Kapan pemilu digelar?
Putaran pertama pemungutan suara akan dilaksanakan pada Minggu, 17 Agustus.
Akankah ada putaran kedua?
Mungkin. Untuk menghindari putaran kedua, kandidat presiden teratas harus meraih lebih dari 50 persen suara atauu mengamankan 40 persen suara dengan selisih 10 poin dari pesaing terdekat.
Namun, skenario itu kecil kemungkinannya mengingat persaingan ketat antara kandidat seperti Medina dan Quiroga.
Pemilihan presiden diperkirakan akan berlanjut ke putaran kedua pada 19 Oktober.
Apakah ada pemilihan lain dalam surat suara?
Ya. Selain memilih presiden dan wakil presiden, rakyat Bolivia juga akan memilih 36 kursi Senat dan 130 posisi di Dewan Perwakilan Rakyat.
Bolivia memiliki populasi sekitar 12 juta jiwa, dengan lebih dari tujuh juta pemilih yang memenuhi syarat.
Siapa kandidat utama dalam pemilihan presiden?
Sebanyak 10 kandidat presiden terdaftar dalam pemilu Minggu ini, tapi sejauh ini, tidak ada satu pun yang unggul secara meyakinkan.
"Ini adalah pemilu nasional pertama dalam dua dekade tanpa partai dominan atau kandidat yang jelas unggul," kata Glaeldys Gonzalez Calanche, analis dari International Crisis Group, sebuah lembaga penelitian nirlaba.
Dua kandidat yang paling banyak diperhatikan adalah konservatif yang sebelumnya kesulitan mencuri perhatian dalam pemilu-pemilu lalu.
Kini, mereka tampaknya memiliki peluang untuk menang, sebuah perkembangan yang menegaskan keruntuhan kiri Bolivia yang dulu sangat kuat.
Salah satu kandidat adalah politikus sekaligus pengusaha bernama Samuel Doria Medina. Seorang entrepreneur yang sukses di industri semen, Medina kini memiliki jaringan hotel dan franchise restoran Burger King di Bolivia.
Di tahun 1990-an, ia juga menjabat sebagai Menteri Perencanaan di bawah Presiden Jaime Paz Zamora.
Pendiri Front Persatuan Nasional yang beraliran tengah-kanan, Medina sebelumnya tiga kali gagal mencalonkan diri sebagai presiden: pada 2005, 2009, dan 2014.
Ia kemungkinan menghadapi persaingan ketat dari sesama kandidat yang juga pernah gagal, Jorge "Tuto" Quiroga.
Seperti Medina, Quiroga telah tiga kali menjadi calon presiden sebelumnya: pada 2005, 2014, dan 2020. Namun, ia pernah menduduki kursi kepresidenan setelah terpilih sebagai wakil presiden termuda negara itu pada 1997.
Ia saat itu berpasangan dengan mantan diktator militer Hugo Banzer, yang pemerintahannya di tahun 1970-an dikaitkan dengan pelanggaran seperti penyiksaan dan penghilangan paksa.
Sebagai presiden, Banzer memutuskan untuk mundur pada 2001 setelah didiagnosis kanker paru-paru, dan Quiroga menyelesaikan sisa masa jabatannya.
Apakah ada kandidat dari kiri?
Ada, tetapi mereka tidak sekuat kandidat konservatif dalam jajak pendapat.
Andronico Rodriguez adalah kandidat utama sayap kiri, mencalonkan diri sebagai independen. Ketua Senat ini memiliki akar kuat di daerah pedesaan penghasil koka Bolivia, yang cenderung menjadi basis partai MAS yang berkuasa.
Namun, Rodriguez memutuskan keluar dari partai MAS tahun ini seiring retaknya koalisi kiri Bolivia.
Presiden petahana dan anggota MAS Luis Arce dituding sebagai biang keladi lesunya ekonomi Bolivia, sementara pendiri MAS Evo Morales terlibat perseteruan dengan Arce dan Rodriguez saat ia sendiri berusaha kembali ke kursi presiden.
Kandidat resmi MAS dalam pemilu 2025, mantan menteri Eduardo del Castillo, hampir tidak meninggalkan jejak dalam jajak pendapat.
Apa kata jajak pendapat?
Sebuah agregator jajak pendapat yang disusun oleh Americas Society/Council of the Americas menunjukkan konservatif Samuel Doria Medina dan Jorge "Tuto" Quiroga bersaing ketat.
Namun, jajak pendapat mencatat bahwa sejumlah besar pemilih masih belum menentukan pilihan atauu berniat mencoblos kosong, menambah unsur ketidakpastian dalam pemilu Minggu ini.
Tiga jajak pendapat antara awal Juni dan akhir Juli menunjukkan Medina memimpin dengan dukungan 19,6 hingga 24,5 persen.
Sementara Quiroga meraih 16,6 hingga 22,9 persen.
Dan Andronico Rodriguez, kandidat sayap kiri, mendapatkan dukungan 6 hingga 13,7 persen dari responden survei.
Isu apa yang paling jadi perhatian pemilih?
Gejolak ekonomi dan krisis biaya hidup termasuk isu utama dalam pemilu kali ini.
"Bolivia mengalami krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi," kata Gonzalez Calanche dari International Crisis Group.
Ia menyebutkan bahwa mata uang nasional telah kehilangan lebih dari setengah nilainya. Meski Bolivia memiliki cadangan besar gas alam dan minyak, produksinya anjlok, memicu defisit ekonomi.
Negara itu terpaksa mengimpor bahan bakar ketimbang mengekspornya akibat kelangkaan.
Survei pada Mei menemukan bahwa kenaikan harga jadi kekhawatiran utama pemilih, diikuti isu ekonomi lain seperti kurangnya bahan bakar, menyusutnya cadangan dolar, dan pengangguran.
Presiden Bolivia Luis Arce memberikan konferensi pers bersama Menteri Pemerintahan Roberto Rios pada 11 Juni [Juan Karita/AP Photo]
Kenapa presiden saat ini tidak maju lagi?
Presiden Luis Arce mengumumkan pada Mei bahwa dirinya tidak akan mencalonkan lagi, menyusul krisis ekonomi dan perseteruan dengan mantan mentornya, Evo Morales, yang membuat popularitasnya merosot.
Bulan-bulan terakhir masa jabatan lima tahun Arce diwarnai gejolak. Pada 2023 dan 2024, cadangan devisa menyusut, dan industri gas alam terpuruk.
Sementara itu, Morales mulai mengkritik pemerintahan Arce. Di bawah kepemimpinan Arce, sistem peradilan Bolivia melarang Morales mencalonkan diri untuk periode keempat, dan surat penangkapan dikeluarkan terhadapnya atas tuduhan pemerkosaan statutori.
Ketegangan memuncak pada Juni 2024 saat seorang jenderal menyerbu istana presiden dan diduga berupaya kudeta. Arce menyalahkan pendukung Morales, sementara Morales klaim Arce merekayasa kudeta demi menyelamatkan popularitasnya.
Peran apa yang dimainkan Evo Morales?
Pemilu Bolivia mencolok karena absennya salah satu tokoh paling berpengaruh: pendiri MAS, Evo Morales.
Sebagai presiden tiga periode (2006–2019), Morales memimpin pertumbuhan ekonomi signifikan yang membuatnya populer di Bolivia dan kalangan kiri Amerika Latin.
Namun, pada 2019, upayanya mencalonkan diri untuk periode keempat memicu kontroversi. Meski hasil resmi menyatakan dia menang, protes, ancaman, dan tuduhan kecurangan pemilu memaksanya meninggalkan negara.
Sebagian pihak menyebut pengasingannya sebagai kudeta yang didorong militer dan sayap kanan politik.
Ketika Arce, mantan menteri keuangannya, terpilih sebagai presiden pada 2020, Morales akhirnya bisa kembali ke Bolivia.
Tapi kedua pemimpin ini berseteru, sebagian karena persaingan mereka untuk kursi presiden. Morales menggalang pendukungnya, memecah belah kiri Bolivia.
Pada Mei, mahkamah konstitusi menguatkan putusan bahwa Morales tak bisa maju lagi karena batasan masa jabatan yang diberlakukan setelah dia lengser.
Namun, Morales terus mendesak periode keempat dan mendorong pendukungnya mencoblos kosong sebagai protes terhadap pemilu minggu ini.
Pemantauan memperkirakan gabungan pemilih belum pasti dan golput bisa mencapai 25–34 persen.
Pendukung Morales juga memimpin demonstrasi menentang eksklusinya dari pemilu. Sebagian memblokir jalan, sementara lainnya berujung bentrok yang menewaskan polisi dan demonstran.
Berapa lama masa jabatan presiden?
Presiden Bolivia dipilih untuk masa jabatan lima tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, pengadilan membatasi presiden hanya dua periode berturut-turut.
Ini jadi sumber kekecewaan Morales, yang menjabat tiga periode dan berharap meraih yang keempat.
Kenapa pemilu ini penting?
Kiri Bolivia kemungkinan akan kalah pertama kalinya dalam dua dekade terakhir. Hal ini akan menggetarkan Amerika Latin, di mana Bolivia jadi benteng kiri sepanjang abad ke-21.
"Kiri melemah akibat perpecahan dan perselisihan pribadi antara Morales dan Arce," kata analis Gonzalez Calanche.
Dia menjelaskan bahwa perpecahan ini akan terlihat di bilik suara, saat serikat pekerja dan organisasi kiri kesulitan bersatu di belakang satu kandidat.
Dengan ketegangan tinggi, kondisi ekonomi memburuk, dan tak ada konsensus pemimpin, Gonzalez Calanche khawatir Bolivia menuju ketidakpastian jelang kemungkinan putaran kedua.
"Situasi ekonomi sangat buruk, diperparah kerusuhan sosial dan politik," katanya. "Ini siklus yang terus berulang."