Penangkapan dan aktivisme Tsikhanouski memicu protes tak terduga di Belarus, menantang kekuasaan Lukashenko yang telah bertahan puluhan tahun.
Pemimpin oposisi Belarus, Siarhei Tsikhanouski, telah dibebaskan dari penjara setelah lima tahun, seperti diumumkan istrinya, Svetlana Tsikhanouskaya, dalam sebuah unggahan di X.
Tsikhanouskaya, yang meneruskan perjuangan oposisi setelah suaminya dipenjara, membagikan video dirinya bersama suami pada Sabtu, tersenyum dan berpelukan setelah pembebasannya, dengan keterangan: “BEBAS”.
“Suamiku Siarhei telah bebas! Sulit menggambarkan kebahagiaan dalam hatiku,” tulisnya di X, sambil berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump, utusan AS Keith Kellogg, dan sekutu-sekutu Eropa.
“Kami belum selesai. Masih ada 1150 tahanan politik di balik jeruji. Semua harus dibebaskan,” tambahnya.
Tsikhanouski, 46 tahun, kini berada di ibu kota Lituania, Vilnius, menurut juru bicara istrinya. Sebanyak 14 tahanan dibebaskan, termasuk lima warga Belarus, tiga orang Polandia, dua Latvia, dua Jepang, dan satu Swedia, seperti dikonfirmasi oleh Lituania.
Di antara yang dibebaskan adalah mantan jurnalis Radio Free Europe/Radio Liberty, Igor Karnei, yang ditangkap pada 2023 karena terlibat dalam organisasi “ekstremis”.
Menurut Menteri Luar Negeri Lituania, Kestutis Budrys, mereka yang dibebaskan telah dipindahkan dari Belarus ke Lituania dan menerima “perawatan yang layak”.
Pengumuman ini muncul beberapa jam setelah Lukashenko bertemu utusan khusus AS Keith Kellogg di Minsk—kunjungan pejabat AS dengan profil tertinggi ke negara otoriter itu dalam beberapa tahun terakhir.
Tsikhanouski sempat berencana mencalonkan diri melawan Lukashenko dalam pemilu presiden Agustus 2020. Sebagai aktivis karismatik, ia menciptakan ejekan baru untuk Lukashenko dengan menyebutnya “kecoak”, dan slogan kampanyenya adalah “Hentikan kecoak”. Pendukungnya kerap mengacungkan sandal—biasa dipakai untuk membunuh serangga—dalam protes.
Tapi Tsikhanouski ditangkap dan ditahan beberapa minggu sebelum pemilu. Istrinya, Tsikhanouskaya—yang saat itu masih baru di dunia politik—menggantikannya sebagai calon.
Pada 2021, Tsikhanouski dihukum 18 tahun penjara karena “mengorganisir kerusuhan” dan “menghasut kebencian”, lalu ditambah 18 bulan karena “pembangkangan”.
Belarus, yang dipimpin Lukashenko sejak 1994, telah melarang semua gerakan oposisi dan merupakan satu-satunya negara di Eropa yang masih mempertahankan hukuman mati.
Menurut kelompok HAM Belarus, Viasna, terdapat lebih dari 1.000 tahanan politik di negara tersebut.