Pemerintah Mesir Deportasi Lebih Banyak Aktivis yang Berusaha Berbaris ke Perbatasan Gaza

Otoritas Mesir terus mengirim pulang aktivis asing yang berusaha melakukan aksi longmarch ke perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza sebagai bentuk solidaritas terhadap enclave Palestina, ungkap sumber di bandara Kairo pada Sabtu.

Puluhan aktivis dari berbagai kebangsaan dicegah masuk ke Mesir karena melanggar prosedur imigrasi dan langsung dideportasi menggunakan pesawat yg membawa mereka ke Kairo, kata sumber tersebut yg enggan disebut namanya karena sensitifitas masalah.

Pesawat-pesawat itu tidak diizinkan lepas landas hingga prosedur deportasi selesai, mengakibatkan beberapa penerbangan tertunda 20-40 menit, menurut sumber tadi.

Para peserta aksi “Global March to Gaza” rencananya akan bepergian dari Kairo ke kota al-Arish di Sinai, lalu berjalan kaki sekitar 50 kilometer menuju Rafah di perbatasan Gaza.

Mereka juga berencana berdemonstrasi di perlintasan Rafah selama beberapa hari mulai Minggu.

Aksi protes sangat dibatasi di Mesir.

Penyelenggara menyebut banyak peserta yg ditahan, diganggu, disakiti fisik, hingga dideportasi.

Ratusan aktivis ditahan Jumat di kota Ismailia dekat Terusan Suez dan paspor mereka disita, kata sumber keamanan.

Carola Rackete, anggota Parlemen Eropa dari Partai The Left Jerman, mengunggah video di Instagram pada Jumat yang menyatakan ia diputar balik di salah satu pos pemeriksaan.

Dia dan aktivis lainnya konon dipaksa masuk ke bus oleh aparat keamanan dan dikembalikan ke Kairo. “Ada kekerasan masif dari polisi,” kata Rackete dalam video kedua yang diunggah Sabtu.

Tidak ada komentar resmi dari pihak Mesir.

MEMBACA  Pria Gen Z Ramai-Ramai Mengadopsi Sweater Quarter-Zip: Upaya Tampil Sukses di Pasar Kerja yang Penuh Tantangan