Tentara Israel Mulai "Jeda Taktis" di Gaza untuk Tujuan Kemanusiaan
Militer menangguhkan operasi untuk ‘tujuan kemanusiaan’ di al-Mawasi, Deir el-Balah, dan Kota Gaza dari pukul 10 pagi hingga 8 malam.
Militer Israel memulai “jeda taktis” dalam pertempuran di tiga wilayah Gaza sebagai langkah yang diklaim untuk mengatasi memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah Palestina tersebut.
Dalam pernyataan, militer menyatakan telah memulai “penangguhan taktis operasi militer untuk tujuan kemanusiaan” di al-Mawasi, Deir el-Balah, dan Kota Gaza setiap hari dari pukul 10.00 (07:00 GMT) hingga 20.00 waktu setempat, efektif mulai Minggu hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Milier Israel mengklaim tidak beroperasi di wilayah-wilayah ini, namun dalam beberapa pekan terakhir terjadi pertempuran dan serangan di semua lokasi tersebut.
Militer juga menyatakan akan menetapkan rute aman untuk membantu lembaga bantuan mengirim makanan dan pasokan lain ke seluruh Gaza, meski pemerintah Israel menyangkal adanya kelaparan di wilayah terkepung itu.
Pada Minggu, militer menyebut telah melakukan airdrop bantuan ke Gaza, termasuk paket berisi tepung, gula, dan makanan kaleng untuk mengatasi kelaparan yang meningkat.
Pengumuman jeda serangan udara dan darat ini muncul setelah berbulan-bulan peringatan dari lembaga bantuan, pakar HAM, dan sejumlah pemerintah soal ancaman kelaparan, sementara Israel terus membatasi bantuan penting ke Gaza.
Kritik global—bahkan dari sekutu dekat Israel—meningkat setelah ratusan warga Palestina tewas dalam beberapa pekan terakhir saat mencoba mencapai lokasi distribusi makanan yang dioperasikan kelompok kontroversial yang didukung Israel dan AS.
Sementara itu, militer Israel juga mencegat kapal bantuan menuju Gaza yang berusaha menerobos blokade, menahan 21 aktivis dan jurnalis internasional, serta menyita kargo termasuk susu bayi, makanan, dan obat-obatan, menurut Koalisi Freedom Flotilla pada Minggu.
Koalisi pengoperasi kapal Handala menyebut militer Israel “mencegat dengan kekerasan” di perairan internasional sekitar 40 mil laut (74 km) dari Gaza, memutus kamera dan komunikasi tepat sebelum tengah malam Sabtu.
Penyangkalan Israel Soal Kelaparan
Lembaga bantuan minggu lalu melaporkan kelaparan massal di antara 2,2 juta penduduk Gaza, dengan persediaan makanan habis setelah Israel memutus semua pasokan pada Maret, sebelum melanjutkannya pada Mei dengan pembatasan baru.
Puluhan warga Palestina meninggal akibat malnutrisi dalam beberapa pekan terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sebanyak 127 orang, termasuk 85 anak-anak, tewas akibat kelaparan sejak perang dimulai.
Setidaknya lima warga Palestina meninggal kelaparan hanya pada Sabtu kemarin.
Muhammad Zakariya Ayyub al-Matouk (1,5 tahun), salah satu dari ribuan anak yang menderita kelaparan dan malnutrisi di Gaza [Ali Jadallah/Anadolu via Getty Images]
Koresponden Al Jazeera Hamdah Salhut—melaporkan dari Yordania karena jaringan ini dilarang di Israel dan Tepi Barat yang diduduki—menyatakan Israel terus-menerus menyangkal tuduhan bahwa mereka sengaja membuat rakyat Palestina kelaparan.
“Dalam pernyataan, militer Israel masih menekankan bahwa ‘tidak ada kelaparan di Gaza’, dan mencoba membantah klaim ini, meski kini mereka akan menerapkan serangkaian langkah baru untuk meningkatkan situasi kemanusiaan,” ujarnya.
“Israel kerap menyalahkan PBB karena tidak mendistribusikan truk bantuan, sementara PBB menyatakan Israel tidak mengizinkan mereka melakukannya.”
Salhut menambahkan, pengumuman jeda serangan ini muncul setelah kalangan politik Israel memerintahkan militer melakukannya usul rapat kabinet keamanan perdana menteri.
Sejak dini hari Minggu, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina di Gaza, sehari setelah membunuh 71 orang, termasuk 42 pencari bantuan.