Mengapa Trump ‘sangat marah’ dengan Putin dan siapa yang akan dirugikan oleh tarif sekunder? | Berita Donald Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa dia “kesal” pada rekan Rusianya, Vladimir Putin, dan akan memberlakukan sanksi finansial tambahan pada penjualan minyak Rusia jika tidak setuju untuk gencatan senjata di Ukraina.
Komentar tersebut menandai perubahan nada yang tajam dari Trump, yang telah terbuka untuk negosiasi perdamaian dengan Moskow sejak masa jabatannya dimulai pada bulan Januari.
Berikut ini lebih lanjut tentang apa yang terjadi, ancaman Trump bisa melibatkan apa, dan mengapa ini penting bagi perang Putin di Ukraina, dan bagi negara-negara yang membeli minyak Rusia.
Apa yang Trump katakan tentang Putin?
Selama wawancara dengan NBC pada hari Minggu, Trump mengatakan dia “sangat marah” dan “kesal” atas Putin yang mempertanyakan legitimasi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Trump berargumen bahwa setiap langkah yang mencoba menggantikan Zelenskyy sebagai pemimpin Ukraina akan menghambat prospek gencatan senjata.
Namun, Trump menambahkan bahwa Putin tahu dia marah padanya. Dia mengatakan bahwa dia dan Putin memiliki “hubungan yang sangat baik” dan “kemarahan itu cepat reda… jika dia melakukan hal yang benar”.
Apa yang Putin katakan tentang Zelenskyy?
Putin mengatakan Zelenskyy tidak memiliki legitimasi untuk menandatangani perjanjian perdamaian.
Pemimpin Rusia tersebut sering mengklaim bahwa pemerintah Ukraina ilegitim, sejak penggulingan Presiden Viktor Yanukovych yang mendukung Moskow pada tahun 2014, yang Kremlin klaim memiliki dukungan AS.
Putin mengusulkan pada hari Kamis bahwa sebuah pemerintahan sementara didirikan di Ukraina di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Usulan ini ditolak oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Zelenskyy dilantik sebagai presiden Ukraina pada tahun 2019 untuk masa jabatan lima tahun. Perang pecah setelah invasi penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Meskipun Ukraina seharusnya memiliki pemilihan presiden pada tahun 2024, negara ini berada di bawah hukum militer karena perang, dan konstitusinya tidak memungkinkan untuk mengadakan pemilihan dalam kondisi hukum militer.
Meskipun Trump sekarang mengkritik Putin karena mempertanyakan legitimasi Zelenskyy sebagai presiden Ukraina, pemimpin Amerika tersebut melakukan hal yang sama tidak lama yang lalu.
Pada bulan Februari, di tengah ketegangan dengan pemimpin Ukraina, Trump menggambarkan Zelenskyy sebagai “Diktator tanpa Pemilihan” dalam sebuah pos di platform Truth Social miliknya.

MEMBACA  Tom Cruise Kembali ke Edge of Tomorrow Menyambut Sekuel yang Dinantikan