Banjir menewaskan 31 penghuni panti jompo di pinggiran Beijing pekan ini, kata pejabat setempat.
Rekaman menunjukkan tim darurat berjalan dalam air setinggi dada mencoba menyelamatkan mereka yang terjebak di panti di Distrik Miyun. Banyak korban dilaporkan tidak bisa bergerak.
Pejabat setempat mengakui ada “celah dalam perencanaan darurat” dan menyatakan insiden ini menjadi pelajaran berharga yang patut jadi “peringatan”.
Total 44 orang tewas dalam banjir Beijing, yang terjadi di tengah cuaca ekstrem melanda China sepanjang musim panas. Gelombang panas rekor menghantam wilayah timur awal bulan ini, sementara banjir terpisah melanda barat daya negara itu.
Sekitar 77 lansia berada di dalam panti saat banjir datang, menjebak 40 orang saat air naik hampir 2 meter, menurut media China.
Panti ini—terletak di Kota Taishitun—utamanya merawat penyandang disabilitas berat, warga berpenghasilan rendah, atau penerima tunjangan hidup minimal, lapor media lokal.
“Selama ini, area pusat kota tempat panti berada dianggap aman, jadi tidak masuk skema evakuasi,” ujar pejabat China dalam konferensi pers Kamis.
“Ini menunjukan ada kekurangan dalam rencana darurat kami. Pemahaman kami tentang cuaca ekstrem masih kurang, dan pelajaran pahit ini jadi pengingat.”
Di provinsi Hebei tetangga, 16 orang tewas akibat hujan ekstrem, kata pejabat. Di Kota Chengde, delapan meninggal, dengan 18 masih hilang.
Beijing tak asing dengan banjir, terutama di musim panas. Salah satu yang terparah terjadi Juli 2012, saat hujan 190mm mengguyur kota dalam sehari, menewaskan 79 orang.
Musim panas ini, banjir telah menyebabkan kerusakan di banyak wilayah China.
Dua orang tewas dan 10 hilang di Provinsi Shandong awal bulan ini saat Topan Wipha menghantam timur China. Dua minggu sebelumnya, longsor menewaskan tiga orang di Kota Ya’an, barat daya negara itu.
Cuaca ekstrem, yang menurut pakar terkait perubahan iklim, semakin mengancam warga dan ekonomi China—khususnya sektor pertanian bernilai triliunan dolar.
Bencana alam semester pertama tahun ini menelan kerugian 54,11 miliar yuan ($7,5 miliar), kata kementerian darurat awal bulan ini. Banjir menyumbang lebih dari 90% kerugian, tambahnya.