Jack Burgess dan Anna Lamche
BBC News
STR/AFP via Getty Images
Gempa bumi besar dengan magnitudo 7,7 telah mengguncang Myanmar bagian tengah, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
Setidaknya 144 orang tewas dan 732 orang terluka hingga saat ini di negara itu, kata pemimpin militer Myanmar Min Aung Hlaing.
Epusenternya berada 16km (10 mil) di sebelah barat laut kota Sagaing, mengirimkan getaran kuat yang dirasakan hingga ke China barat daya dan Thailand.
Sementara itu, sekitar 100 pekerja konstruksi hilang setelah bangunan pencakar langit yang belum selesai runtuh ratusan mil jauhnya di Bangkok, menurut wakil perdana menteri Thailand.
Setidaknya tujuh orang tewas di lokasi tersebut di Thailand, menurut Administrasi Metropolitan Bangkok.
Seorang penyelamat di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, mengatakan kepada BBC bahwa kerusakan ini “luar biasa”.
Total jumlah orang yang tewas dan terluka akibat gempa bumi diperkirakan akan meningkat dalam beberapa hari mendatang.
Ada laporan tentang jalan-jalan yang retak di ibu kota Nay Pyi Taw, dan pemerintah militer negara itu telah menyatakan keadaan darurat di enam wilayah.
Gempa bumi terjadi di dekat Mandalay, yang memiliki populasi sekitar 1,5 juta orang.
Gempa kedua terjadi 12 menit setelah yang pertama, menurut USGS, dengan magnitudo 6,4 dan epusenternya berada 18km (11,1 mil) di sebelah selatan Sagaing.
Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma, meraih kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948, namun sejarah terbarunya ditandai oleh ketidakstabilan dan konflik.
Militer merebut kekuasaan pada tahun 2021, sepuluh tahun setelah setuju untuk menyerahkan kendali kepada pemerintahan sipil. Sejak saat itu, junta telah keras menindak perlawanan, mengeksekusi aktivis demokrasi dan mengurung jurnalis.
Negara mengontrol hampir semua radio, televisi, media cetak dan online lokal, dan penggunaan Internet dibatasi di negara itu, yang sering membuat akses informasi sulit.
Menurut proyek data BBC terbaru, negara ini sekarang dikuasai oleh sekelompok kelompok, membuat upaya bantuan dan pemulihan lebih menantang.
Lebih sulit lagi untuk menemukan informasi yang akurat tentang apa yang terjadi di daerah yang dikuasai pemberontak di negara itu.