Laporan: Khartoum di Sudan Butuh Bantuan ‘Mendesak’ Akibat Kelaparan Parah

Laporan Organisasi Nonpemerintah juga mengungkap bahwa sistem layanan kesehatan sebagian besar tidak berfungsi di Khartoum, berbulan-bulan setelah kota itu direbut kembali oleh tentara.

Sebanyak 97 persen rumah tangga di ibu kota Sudan menghadapi kelangkaan pangan, dan sistem layanan kesehatan di seluruh kota tersebut pada dasarnya telah runtuh. Hal ini terungkap dalam sebuah penilaian yang menggambarkan skala bencana kemanusiaan yang melanda negara yang telah hancur oleh perang ini.

Laporan yang dirilis pekan ini oleh organisasi kemanusiaan Medical Teams International dan Norwegian Church Aid menemukan bahwa tiga perempat keluarga di Khartoum mengonsumsi kurang dari 1.800 kalori per hari.

Penilaian tersebut mensurvei lebih dari 1.250 keluarga dan 70 fasilitas kesehatan di Khartoum antara Agustus dan September, yang mengungkap bahwa 97 persen rumah tangga mengalami kekurangan pangan.

“Kebutuhan akan bantuan kemanusiaan di Khartoum sangat mendesak,” ujar Dirk Hanekom, Direktur Negara Norwegian Church Aid di Sudan. Ia memperingatkan bahwa jika kondisinya sudah separah ini di ibu kota, daerah-daerah terpencil di zona konflik kemungkinan menghadapi situasi yang lebih buruk.

Khartoum telah diluluhlantakkan oleh pertempuran antara militer dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) sejak April 2023.

Penilaian tersebut menemukan hanya 43 persen fasilitas kesehatan di ibu kota yang masih berfungsi, sementara hanya 14 persen perempuan yang dapat mengakses layanan persalinan yang aman. Sebagian besar fasilitas kekurangan obat-obatan esensial, dengan 70 persen melaporkan tidak memiliki ketersediaan antibiotik.

Direktur Negara Medical Teams International, Birhanu Waka, menyatakan data baru ini harus menjadi panduan dalam upaya memulihkan sistem kesehatan di tengah apa yang disebutnya “kesulitan yang tak terbayangkan”.

Militer merebut kembali Khartoum dari RSF pada Maret lalu, dan bandara ibu kota dibuka kembali untuk penerbangan domestik pada Oktober.

MEMBACA  Tembakan Misdil IDF Tewaskan 6 Anak dan Lukai 17 Orang di Lokasi Bantuan di Gaza

RSF masih menguasai wilayah luas di Sudan barat, termasuk seluruh Darfur, setelah mereka merebut kota el-Fasher pada akhir Oktober.

Di kota sengketa Babnusa di Negara Bagian Kordofan Barat, di mana pertempuran sengit pecah pekan ini dan RSF menyatakan kini menguasainya, kondisinya tampak jauh lebih buruk.

Jaringan Dokter Sudan melaporkan pada Kamis bahwa pasukan RSF di Babnusa telah menahan lebih dari 100 keluarga, termasuk anak-anak dan perempuan hamil, dalam kondisi berbahaya. Kelompok tersebut menyebutkan beberapa tahanan mengalami pemukulan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan peringatan mendesak pada Kamis bahwa Kordofan dapat menghadapi gelombang baru kekejaman massal. Komisioner Tinggi HAM PBB Volker Türk menyatakan sejarah “terulang kembali” di wilayah tersebut setelah jatuhnya el-Fasher bulan lalu, di mana peringatan dini sebelumnya sebagian besar diabaikan.

Anggota parlemen Inggris baru-baru ini mendapat pengarahan bahwa setidaknya 60.000 orang tewas di el-Fasher hanya dalam tiga minggu setelah kota itu jatuh ke RSF, seperti dilaporkan The Guardian. Hingga 150.000 penduduk masih belum diketahui keberadaannya.

Kota itu tetap menjadi kota mati, berdasarkan citra satelit yang dibagikan oleh Yale Humanitarian Research Lab, yang telah memantau perang ini.

Total korban tewas akibat perang Sudan masih belum jelas, namun perkiraan menyebutkan angkanya jauh lebih dari 100.000 jiwa, dengan hampir 12 juta orang mengungsi, menurut data PBB. Lebih dari 24 juta warga Sudan kini menghadapi kelaparan akut.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyatakan administrasinya akan memimpin upaya mengakhiri konflik ini, dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyebut Trump sebagai “satu-satunya pemimpin di dunia yang mampu menyelesaikan krisis Sudan”.

Namun, perundingan perdamaian mandek, karena RSF terus melancarkan serangan di seluruh negeri meski telah mengumumkan gencatan senjata sepihak, sementara pihak militer menyerukan kelompok paramiliter itu untuk mundur dari wilayah-wilayah yang telah direbutnya.

MEMBACA  Perang Rusia-Ukraina: Daftar peristiwa penting - hari 1.081 | Berita Perang Rusia-Ukraina

Tinggalkan komentar