Ketidakpastian politik menekan pasar keuangan Prancis

Sebuah tangkapan layar menunjukkan Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara selama pidato di televisi kepada bangsa di mana dia mengumumkan dia akan membubarkan Majelis Nasional, parlemen Prancis, dan memanggil pemilihan umum baru pada 30 Juni. Ludovic Marin/AFP/dpa
Pemanggilan pemilihan parlemen dini di Prancis terus memberatkan pasar keuangan negara itu pada hari Selasa.
Pasar saham turun secara signifikan dan nilai tukar euro juga tetap tertekan. Yield obligasi pemerintah Prancis – tetapi juga Italia – naik tajam.
Pada hari Minggu, Presiden Prancis Emmanuel Macron secara mengejutkan mengumumkan pemilihan cepat untuk Majelis Nasional. Ini akan dilakukan pada tanggal 30 Juni dan 7 Juli.
Alasan pengumuman tersebut adalah kemenangan jelas Partai Nasionalis sayap kanan National Rally (RN) dalam pemilihan Parlemen Eropa. Menurut jajak pendapat, National Rally juga unggul dalam pemilihan parlemen.
Partai-partai sayap kiri di Prancis bertujuan untuk bersekutu dalam pemilihan, yang juga memperburuk prospek pemilihan untuk blok sentris Macron. Baik partai sayap kanan maupun kiri membuat janji pengeluaran besar kepada pemilih.
Badan pemeringkat S&P Global Ratings, sebelumnya bernama Standard and Poor’s, baru-baru ini menurunkan peringkat kredit Prancis. Pada hari Selasa, badan pemeringkat Moody’s mengatakan pemilihan dini akan lebih mengancam konsolidasi anggaran di Prancis.
Harga obligasi pemerintah Prancis kembali tertekan pada hari Selasa. Sebagai gantinya, yield obligasi pemerintah 10 tahun naik menjadi 3,32%, level tertinggi sejak November 2023. Yield juga naik secara signifikan di Italia.
CAC 40 Prancis turun 1,22% menjadi 7.798,5 poin pada siang hari. Euro turun ke $1.0724, level terendah sejak awal Mei.

MEMBACA  Geolog Menetapkan: Kita Tidak Berada di Zaman 'Antroposen'