Tonton: Bisakah karang yang memutih dipulihkan? BBC mengunjungi terumbu terpencil di Australia untuk mencari tahu
Para ilmuwan menyatakan terumbu karang terkenal di sepanjang pantai Australia Barat (WA) mengalami pemutihan terburuk dalam catatan setelah gelombang panas laut “terpanjang, terbesar, dan paling intens” di wilayah tersebut.
Antara Agustus tahun lalu dan Mei ini, suhu air yang lebih hangat menyebabkan stres panas parah pada terumbu, memicu banyak karang mengeluarkan alga yang memberi mereka kehidupan dan warna—proses yang disebut pemutihan, seringkali berakibat fatal.
Kerusakan—yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dinilai—meluas sejauh 1.500 km (932 mil) dan mencakup area yang sebelumnya tak tersentuh perubahan iklim.
Terumbu karang di seluruh dunia telah menderita akibat peristiwa pemutihan global selama dua tahun, dipicu oleh suhu laut yang mencapai rekor tertinggi.
Badan ilmu kelautan Australia menyebut delapan minggu stres panas biasanya cukup untuk membunuh karang, dan perkiraan awal menunjukkan banyak terumbu di WA mengalami stres antara 15 hingga 30 minggu.
“Durasi dan intensitas stres panas, serta jangkauannya di berbagai wilayah, adalah hal yang belum pernah kami lihat sebelumnya di sebagian besar terumbu Australia Barat,” kata James Gilmour dari Australian Institute of Marine Science (Aims).
Dalam laporan baru, peneliti Aims menemukan musim 2024-25 sebagai “pemutihan karang paling parah dalam catatan” untuk terumbu WA, baik di barat laut maupun tengah.
“Area yang sebelumnya memberi harapan karena jarang atau belum pernah memutih—seperti Rowley Shoals, Kimberley utara, dan Ningaloo—kali ini terdampak berat. Akhirnya, pemanasan iklim menyusul terumbu-terumbu ini,” ujarnya.
Terumbu Ningaloo adalah situs Warisan Dunia, mirip dengan Great Barrier Reef di pesisir timur Australia yang juga mengalami pemutihan parah dalam beberapa tahun terakhir.
Pekan lalu, sebuah laporan mengungkap Great Barrier Reef—sistem karang terbesar di dunia membentang 2.300 km (1.429 mil)—mengalami penurunan karang terbesar dalam hampir empat dekade.
Menteri Lingkungan Federal Murray Watt mengatakan kepada ABC bahwa kerusakan karang di Ningaloo “menegaskan perlunya Australia dan dunia bertindak darurat, termasuk mencapai emisi nol bersih.”
Perubahan iklim membuat peristiwa pemutihan semakin sering, intens, dan meluas. Dr. Gilmour menyebut karang butuh 10-15 tahun untuk pulih, namun kini hampir tak ada waktu.
“Perubahan iklim akibat emisi karbon tetap jadi ancaman terbesar bagi terumbu karang kami, dan semua terumbu di dunia,” tegasnya.
PBB pernah memperingatkan bahwa bahkan jika kenaikan suhu global dibatasi 1,5°C di atas tingkat pra-industri, 70-90% terumbu karang tropis dunia akan mati.