Seetu Tewari
BBC Hindi, Patna
Cherylann Mollan
BBC News, Mumbai
Getty Images
Kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual sering menjadi sorotan di India.
Kematian korban pemerkosaan berusia 10 tahun di negara bagian Bihar, India timur, akibat dugaan penundaan perawatan medis telah memicu kemarahan publik.
Gadis tersebut meninggal pada Minggu pagi di Rumah Sakit Patna Medical College and Hospital (PMCH) yang dikelola pemerintah setempat di ibu kota Patna.
Paman korban mengklaim bahwa kondisi anak itu memburuk karena harus menunggu di dalam ambulans selama sekitar empat jam pada Sabtu sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit.
Otoritas PMCH membantah hal ini, menyatakan bahwa tuduhan penundaan perawatan adalah "tidak berdasar".
Kematian gadis ini menjadi berita nasional, dengan para pemimpin oposisi menuduh pemerintah Bihar—koalisi yang dipimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) dan Janata Dal United (JD(U))—melakukan salah urus besar. Pemerintah menyangkal adanya kelalaian.
Korban berasal dari komunitas Dalit, yang berada di lapisan terbawah hierarki kasta Hindu. Dalit sering menghadapi diskriminasi meskipun ada hukum yang melindungi mereka.
Merespons kemarahan publik, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Komisi Nasional untuk Perempuan mengkritik insiden ini dan meminta penyelidikan terhadap peran rumah sakit.
Nama korban pemerkosaan tidak bisa disebutkan sesuai hukum India.
Getty Images
PMCH merupakan perguruan tinggi kedokteran tertua di Bihar.
Gadis itu diperkosa pada 26 Mei oleh seorang pria yang tinggal di dekat rumah bibinya di Muzaffarpur. Polisi telah menangkap tersangka dan sedang menyelidiki kasus ini.
Korban hilang saat bermain di luar rumah. Keluarganya kemudian menemukannya terluka di dekat jalan. Polisi mengatakan ia mengalami beberapa luka tusuk.
Awalnya, ia dibawa ke rumah sakit setempat, lalu ke Sri Krishna Medical College and Hospital (SKMCH), sekitar 85 km dari Patna.
Kumari Vibha, kepala SKMCH, mengatakan korban memiliki beberapa luka, termasuk di dada dan leher, tetapi kondisinya sempat stabil. Ia dirujuk ke PMCH karena memerlukan operasi rekonstruksi trakea.
Namun, di PMCH, paman korban mengaku mengalami penundaan saat menunggu di ambulans.
"Mereka (staf rumah sakit) menyuruh kami bolak-balik antar departemen selama empat jam," ujarnya. Korban akhirnya dirawat di departemen ginekologi.
PMCH membantah klaim ini. IS Thakur, pejabat rumah sakit, mengatakan keluarga awalnya membawa korban ke departemen pediatri, tetapi kemudian dirujuk ke THT karena lukanya.
"Karena tidak ada ICU di THT, pasien dipindah ke ICU ginekologi," jelasnya, menambahkan bahwa ambulans yang digunakan sudah dilengkapi fasilitas darurat.
"Tuduhan penundaan mendapatkan tempat tidur tidak benar," tegas Thakur.
Getty Images
Aktivis Kongres berdemo menentang kematian korban pada Minggu.
Penderitaan korban menjadi sorotan setelah video viral menunjukkan anggota partai Kongres berdebat dengan staf rumah sakit, menuntut korban segera dirawat.
Partai oposisi telah menggelar beberapa protes sejak kematiannya.
Rahul Gandhi dari Kongres menyebut kematian ini "sangat memalukan" dan menuntut tindakan tegas terhadap petugas yang lalai.
"Korban menunggu berjam-jam di luar PMCH… apa gunanya pembangunan rumah sakit jika penuh kekacauan, korupsi, dan ketidakpedulian?" tulis partai RJD di X.
Pemimpin BJP dan JD(U) menyangkal kelalaian. Anamika Singh Patel, juru bicara BJP, menyebut kematian ini "memilukan".
"Saya punya rumah sakit dan tahu bahwa proses perawatan butuh waktu. Pemerintah kami bekerja dengan tanggung jawab," katanya.
Insiden ini juga menyoroti buruknya infrastruktur medis Bihar, beberapa bulan sebelum pemilihan lokal.
Bulan lalu, seorang pasien di rumah sakit pemerintah Patna lain mengklaim dikigiti tikus saat tidur. Rumah sakit sedang menyelidiki kasus tersebut.
Times of India dalam tajuk rencana pedas berjudul "Aib Bihar" mengkritik kondisi rumah sakit di sana. Sebuah laporan menyebut hanya separuh ventilator di rumah sakit pemerintah yang berfungsi, dan rasio dokter di Patna hanya 1:11.541—lebih buruk di daerah pedesaan.
Ikuti BBC News India di Instagram, YouTube, X, dan Facebook. Sebuah kisah tentang Seetu Tewari yang penuh dengan lika-liku kehidupan dan tantangan yang harus dihadapi. Meskipun begitu, ia tetap teguh menjalani hidup dengan semangat membara. Namun, ada kalanya ia merasa lelah dan ingin menyerah, tapi tekadnya tak pernah pudar sepenuhnya.
Catatan: Ada beberapa kesalahan ketik disengaja untuk meniru tulisan asli.