Kelompok Republik Menentang Pimpinan DPR untuk Paksa Pemungutan Suara Subsidi Kesehatan

Badan legislatif Amerika Serikat kembali mengalami kebuntuan menyangkut subsidi kesehatan yang diperluas semasa pandemi, yang hampir dipastikan akan berakhir pada 31 Desember mendatang. Penyebabnya, para pimpinan Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat menghadapi perlawanan dari internal partai mereka sendiri.

Pada Rabu (11/12), empat anggota Republik dari faksi sentris menyimpang dari kebijakan partai untuk mendukung perpanjangan subsidi kesehatan di bawah Undang-Undang Perawatan Terjangkau (Affordable Care Act/ACA) yang diusung oleh Partai Demokrat. Subsidi ini kerap disebut “Obamacare”.

Dengan hasil suara 204 berbanding 203, Dewan Perwakilan Rakyat memutuskan untuk menghentikan langkah terakhir dari Demokrat—yang didukung oleh keempat anggota Republik tadi—yang memaksa pemungutan suara cepat untuk perpanjangan subsidi ACA selama tiga tahun.

Para anggota Demokrat memprotes keras, menuduh pimpinan Republik secara prematur menghentikan pemungutan suara padahal sejumlah anggota masih berusaha memberikan suara. “Ini keterlaluan!” seru Perwakilan Demokrat asal Massachusetts, Jim McGovern, kepada pimpinan sidang dari Republik.

Tanpa tindakan kongres, sekitar 24 juta warga Amerika yang membeli asuransi kesehatan melalui program ACA berpotensi menghadapi kenaikan biaya yang signifikan mulai 1 Januari. Pemungutan suara dihentikan oleh pimpinan Republik padahal 26 anggota belum menyampaikan hak suara—beberapa di antaranya masih aktif berusaha untuk memilih. Meski langka, tindakan menghentikan suara yang kontroversial bukan hal yang belum pernah terjadi.

Perwakilan Demokrat asal Connecticut, Rosa DeLauro, menyatakan keputusan ini mencegah sejumlah rekannya dari Demokrat untuk memilih. "Ini adalah permainan politik nyata yang mempertaruhkan nyawa orang," ujar DeLauro. "Mereka mengabaikannya."

Ini merupakan episode terbaru dari perselisihan di kongres mengenai subsidi yang dijadwalkan berakhir pada penghujung tahun. Voting ini juga menjadi ujian penting bagi kepemimpinan Ketua DPR dari Republik, Mike Johnson. Biasanya, Johnson yang menentukan RUU mana yang dibawa ke voting, namun belakangan kewenangannya dilewati melalui serangkaian "petisi pembebasan" (discharge petition), di mana mayoritas perwakilan menandatangani petisi untuk memaksa suatu pemungutan suara.

MEMBACA  15 Penawaran Ponsel Terbaik untuk Amazon Prime Day Oktober 2025: Rekomendasi Favorit Saya

Dalam serangkaian manuver kilat pada Rabu, Demokrat menggunakan satu "petisi pembebasan" untuk memaksa voting mengenai subsidi kesehatan di tahun baru. Mereka didukung oleh keempat anggota Republik sentris: Mike Lawler (New York) serta Brian Fitzpatrick, Robert Bresnahan, dan Ryan MacKenzie (Pennsylvania).

Usulan Demokrat akan memperpanjang subsidi selama tiga tahun. Namun, sebagian besar Republik bersatu di sekitar proposal mereka sendiri, sebuah RUU berjudul Lower Health Care Premiums for All Americans Act. RUU ini akan menurunkan beberapa premi asuransi—meski kritikus berargumen bahwa premi lainnya justru akan naik—dan juga akan mengurangi subsidi kesehatan secara keseluruhan.

Badan Anggaran Kongres (Congressional Budget Office/CBO) yang non-partisan pada Selasa menyatakan bahwa undang-undang tersebut akan mengurangi jumlah orang yang memiliki asuransi kesehatan rata-rata 100.000 per tahun hingga 2035. Ketentuan penghematan dananya akan mengurangi defisit federal sebesar $35,6 miliar.

Partai Republik memiliki mayoritas tipis dengan 220 kursi di DPR yang beranggotakan 435 orang. Demokrat berharap dapat menguasai lembaga legislatif tersebut pada pemilu paruh waktu 2026. Tiga dari empat anggota Republik yang berpihak pada Demokrat dalam petisi pembebasan ini berasal dari Pennsylvania, negara bagian "ayunan" (swing state) di mana pemilih bisa condong ke kanan atau kiri.

Isu keterjangkauan telah muncul sebagai pertanyaan sentral menjelang pemilu paruh waktu 2026. Bahkan jika DPR yang dikuasai Republik berhasil mengesahkan RUU kesehatan minggu ini, kecil kemungkinan RUU itu akan dibahas oleh Senat sebelum Kongres memasuki masa reses akhir tahun yang akan menghentikan proses legislatif hingga 5 Januari.

Pada saat itu, jutaan warga Amerika akan menghadapi premi asuransi kesehatan yang jauh lebih mahal, yang dapat mendorong sebagian untuk tidak memiliki perlindungan. Pertarungan di lantai DPR pada Rabu ini dapat memberdayakan Demokrat dan beberapa anggota Republik untuk membuka kembali isu ini pada Januari, meskipun kenaikan premi sudah akan berlaku.

MEMBACA  Siapa Pemimpin Militer Baru Iran Setelah Pembunuhan oleh Israel?

Menyoroti debat di DPR, Senator Republik moderat Lisa Murkowski mengatakan kepada pers, "Saya rasa hal itu akan membantu memicu respons di Senat setelah tahun baru, dan saya menantikannya."

Subsidi ACA juga menjadi titik gesekan utama awal tahun ini, selama penutupan pemerintah bersejarah yang berlangsung 43 hari. Demokrat sempat berharap memperpanjang subsidi selama debat mengenai pengeluaran pemerintah, namun pimpinan Republik menolak membahas isu tersebut hingga resolusi anggaran berkelanjutan disahkan terlebih dahulu.

Tinggalkan komentar