Berita Palsu Serangan Kedubes India di Kabul Beredar di Media Sosial
Desas-desus tak berdasar beredar di kalangan pengguna media sosial India yang mengklaim bahwa kedutaan besar negara itu di Afghanistan diserang awal Juli. Gambar yang digunakan dalam unggahan palsu tersebut sebenarnya lama, termasuk foto ledakan yang merusak gedung Kedutaan Besar Jerman di ibu kota Kabul pada 2017.
“Kabar mengejutkan dari Kabul: Serangan terhadap Kedubes India; sejumlah pejabat gugur saat membela bangsa,” tulis sebuah unggahan dalam bahasa Hindi di X pada 7 Juli 2025.
“Tindakan memalukan ini melanggar prinsip diplomatik internasional,” demikian keterangan yang menyertai dua gambar bangunan rusak.
Screenshot unggahan palsu di X pada 7 Juli 2025, dengan tanda X merah tambahan dari AFP
Klaim serupa muncul di Facebook bertepatan dengan peringatan serangan tahun 2008 yang menewaskan 41 orang dan melukai sekitar 150 lainnya (arsip di sini dan di sini).
Komentar pada unggahan palsu menunjukkan banyak pengguna mengira gambar tersebut baru. “Ini berita buruk,” tulis satu netizen. Lainnya bertanya, “Apa Modi akan bertindak atau tidak?”, merujuk pada PM India Narendra Modi.
Namun, tak ada laporan resmi mengenai serangan terhadap kantor diplomatik India di Kabul.
Pencarian gambar balik dan kata kunci di Google mengungkap foto pertama berasal dari arsip AP (tautan arsip). Keterangannya menyebut, “Pasukan keamanan Afghanistan mengawasi rumah terbakar di lokasi bentrokan antara pemberontak dan pasukan keamanan di Konsulat India di Herat, 23 Mei 2014.”
Perbandingan screenshot unggahan palsu (kiri) dan foto asli dari AP
Gambar kedua adalah foto Reuters dengan keterangan, “Petugas Afganistan memeriksa area luar Kedubes Jerman setelah ledakan di Kabul, 31 Mei 2017” (tautan arsip). Laporan menyebut bom dalam truk tangki meledak di pusat Kabul, menewaskan 80 orang dan merusak gedung kedutaan.
Sebagian pengguna juga menyebarkan gambar ketiga dari AP yang menunjukan mantan diplomat India memeriksa kedubes usai serangan bom mobil Oktober 2009 (arsip di sini).
**Keterangan:** Beberapa kesalahan ketik disengaja (misal: “Afganistan”, “berita” jadi “berita”) untuk meniru tulisan asli pengguna C2.