Judul yang Ditulis Kembali dan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: Analis CIA yang Bocorkan Rencana Serangan Israel Divonis Tiga Tahun Penjara

Mantan analis CIA yang bocorkan dokumen rahasia soal rencana Israel serang Iran dihukum 37 bulan penjara.

Asif William Rahman (34) mengaku bersalah pada Januari atas dua tuduhan penyimpanan dan transmisi informasi pertahanan nasional secara sengaja di bawah Undang-Undang Spionase.

Otoritas menyatakan bahwa Rahman, dengan akses keamanan tingkat tingginya, mencetak, memfoto, dan menyebarkan dokumen rahasia top. Dokumen-dokumen itu kemudian beredar di media sosial.

Israel melakukan serangan udara ke Iran Oktober lalu, menarget situs militer di beberapa wilayah sebagai balasan atas serangan rudal Tehran beberapa minggu sebelumnya.

"Selama berbulan-bulan, terdakwa mengkhianati rakyat Amerika dan sumpah jabatannya dengan membocorkan rahasia negara yang paling dijaga ketat," ujar John Eisenberg, Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional, dalam siaran pers.

Pada Oktober 2024, dokumen yang diduga berasal dari lembaga Departemen Pertahanan AS muncul di akun Telegram yang berpihak pada Iran.

Dokumen bertanda "top-secret" itu seharusnya hanya bisa diakses oleh aliansi intelijen Five Eyes—AS, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Australia.

Dokumen bocor tersebut juga diklaim berisi penilaian AS soal persiapan Israel sebelum menyerang Iran serta pergerakan aset militer terkait.

Satu dokumen bahkan menyebut kemampuan nuklir Israel, yang tak pernah diakui resmi.

Mantan Presiden Joe Biden mengaku "sangat prihatin" ketika ditanya soal kebocoran ini.

Israel akhirnya melancarkan serangan udara itu di akhir bulan, menarget fasilitas militer di sejumlah wilayah sebagai balasan atas rudal yang diluncurkan Tehran sebelumnya.

Rahman, yang bekerja di luar negeri, ditangkap FBI di Kamboja dan dibawa ke Guam, wilayah AS, untuk menghadapi tuntutan.

//typo di "nasional" seharusnya "nasional" benar, dan "diluncurkan" seharusnya "diluncurkan" tanpa spasi.

MEMBACA  Renminbi China mencapai level terendah dalam 18 tahun saat menjadi titik sorot perang dagang