Sebuah brigade Ukraina mengklaim menggunakan drone FPV untuk mengantarkan sepeda pelarian ke seorang prajurit yang terjebak.
Kepala stafnya menyebut butuh tiga percobaan dengan drone Heavy Shot untuk berhasil menjatuhkan kargo.
Ini salah satu catatan pertama penggunaan drone FPV untuk logistik semacam ini di medan perang.
Brigade Ukraina itu menggunakan drone first-person-view untuk mengirim e-bike ke prajurit yang terkepung, menjadi contoh langka pengiriman kendaraan via udara dalam pertempuran.
Dalam video yang dirilis Rabu, Brigade ke-4 “Rubizh” dari Garda Nasional Ukraina menjatuhkan e-bike seberat ~40 kg agar sang prajurit bisa kabur dari wilayah yang dikuasai Rusia.
Meski tak menyebut waktu operasi, prajurit tersebut terjebak di shelter dekat Siversk, kota di Donetsk yang masih jadi medan pertempuran.
“Musuh ada di depan, belakang, dan kedua sisi. Benar-benar terkepung,” kata Mykola Hrytsenko, letnan muda yang menjabat kepala staf brigade.
Prajurit dengan callsign Tankist itu disebut satu-satunya yang selamat dari empat tentara Ukraina di area tersebut.
“Sektor Siversk terkenal dengan logistik yang nyaris mustahil. Prajurit harus jalan kaki 6-7 km untuk mencapai posisi,” ujarnya.
Tim Hrytsenko merancang rencana evakuasi menggunakan drone kargo berat macam Baba Yaga untuk mengantar e-bike ke lokasi prajurit.
Drone jenis ini biasanya jadi bomber dengan kapasitas 18-23 kg, tapi bisa dimodifikasi untuk angkut barang.
Mengangkut e-bike ~40 kg memaksa drone bekerja di batas maksimal dan mengurangi jangkauan jadi cuma ~2 km.
Butuh tiga percobaan, kata brigade
Dua drone pertama gagal: satu ditembak jatuh bersama sepeda, satunya lagi mesinnya terbakar.
Brigade “Rubizh” merilis rekaman drone ketiga yang sukses mengantarkan sepeda via sistem winch. Business Insider tak bisa verifikasi independen rekaman tersebut.
E-bike dibongkar dahulu, diangkut ke pos terdepan, lalu dirakit kembali sebelum diterbangkan.
“Semua di markas berteriak dan menang seolah kita baru luncurkan pesawat pertama,” kata Hrytsenko saat sepeda tiba.
Ada juga rekaman drone pengintai yang memperlihatkan prajurit mengendarai e-bike di medan perang.
Meski kemudian terkena ranjau, prajurit itu bisa berjalan ratusan meter ke pos sekutu dimana drone lain mengantarkan e-bike kedua untuk evakuasi total.
“Operasi ini menghabiskan dua e-bike ($100.000) dan dua drone HeavyShot ($15.000/unit),” jelas Hrytsenko.
Prajurit berhasil dievakuasi dan brigade menampilkan wawancara dengan orang yang disebut sebagai Tankist. BI tak bisa konfirmasi identitasnya.
E-bike tersebut didanai donasi relawan – praktik umum di Ukraina dimana pasukan sering menggalang dana untuk drone dan senjata.
“Kalau lihat penggalangan dana untuk e-bike atau sepeda roda satu, jangan kaget. Bisa jadi itu menyelamatkan nyawa,” katanya.
Drone FPV sering dipakai untuk fungsi non-tempur seperti mengantar barang kecil atau memaksa prajurit menyerah via pengeras suara.
Tapi ini termasuk kali pertamanya drone dipakai untuk mengantar aset besar seperti kendaraan di tengah pertempuran. Mengingat ukuran kargo bisa bikin drone lebih mudah terdeteksi dan jangkauannya terbatas, tak jelas apakah taktik ini akan jadi umum.
Baca artikel aslinya di Business Insider