Israel Setujui Permintaan Mesir untuk Kirim Bantuan Udara ke Gaza

Meskipun demikian, KAN melaporkan bahwa tidak akan ada bantuan kemanusiaan yang dijatuhkan via udara di Kota Gaza, guna mendorong warga sipil untuk meng-evakuasi kota tersebut, yang mana Israel telah nyatakan akan mereka invasi dan duduki.

Israel menyetujui permintaan Mesir pada hari Jumat untuk mengirim bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza dikarenakan suatu “kebutuhan mendesak,” demikian dilaporkan oleh penyiar publik Israel, KAN.

Pengiriman udara tersebut kemungkinan besar akan telah dilakukan pada hari Jumat di wilayah Gaza selatan dan tengah.

Namun, KAN melaporkan bahwa tidak ada pengiriman bantuan kemanusiaan udara yang akan dilakukan di Kota Gaza, untuk mendorong warga sipil agar mengosongkan kota, yang rencananya akan diserbu dan diduduki oleh Israel.

IDF mengumumkan pada Jumat bahwa mereka telah memulai perluasan “Persimpangan 147,” yang akan memungkinkan peningkatan volume bantuan ke zona kemanusiaan di Gaza.

Dalam beberapa hari terakhir, militer telah mulai mempersiapkan area tersebut, termasuk dengan membuka rute baru dan memperluas area kargo.

Truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan berbaris dekat perlintasan perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, di tengah konflik berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, Mesir, 13 Agustus 2025. (kredit: Stringer/Reuters)

IDF menambahkan bahwa setelah perluasan selesai, kapasitas penerimaan truk di persimpangan akan meningkat menjadi 150 truk per hari, sekitar tiga kali lipat dari kapasitas sekarang, dan akan memungkinkan peningkatan bantuan pangan ke zona kemanusiaan.

Dalam beberapa pekan terakhir, IDF telah menghancurkan beberapa gedung pencakar langit di area Kota Gaza seiring dengan eskalasi rencana invasi skala penuh mereka terhadap kota tersebut.

IDF keluarkan peringatan evakuasi terbesar untuk Kota Gaza sejauh ini

MEMBACA  Kaum Muslimin Pekerja NYC Menyambut Mamdani, Namun Kebijakan Penentu Suara

Militer juga telah mengeluarkan beberapa peringatan evakuasi untuk Kota Gaza, termasuk perintah evakuasi terbesar mereka hingga saat ini pada Selasa lalu.

Cakupan dan urgensi dari perintah tersebut menandakan bahwa invasi skala penuh oleh militer akhirnya mungkin sudah semakin dekat.

Perintah evakuasi sebelumnya bersifat terlokalisir di area spesifik atau menggunakan kata-kata yang mengisyaratkan bahwa invasi akan segera datang namun kurang begitu mendesak.

Hingga saat ini, pejabat politik dan militer Israel telah menghabiskan waktu berminggu-minggu mendorong warga sipil Palestina untuk mengungsi dari Kota Gaza, namun hanya sekitar 100.000 dari sekitar satu juta jiwa yang telah pergi, sehingga menimbulkan tanda tanya mengenai waktu invasi.

Yonah Jeremy Bob berkontribusi pada laporan ini. Ini merupakan cerita yang masih berkembang.