Kepala Staf Militer Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa meskipun beberapa pasukan ditarik mundur dari Jalur Gaza, perang yang berusia enam bulan di wilayah Palestina masih belum berakhir. “Perang di Gaza masih berlanjut, dan kita masih jauh dari menghentikannya,” ujar Letnan Jenderal Herzi Halevi, yang menjabat sebagai kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF). “Pejabat senior Hamas masih bersembunyi. Kita akan sampai pada mereka cepat atau lambat,” katanya. “Kita tidak akan meninggalkan brigade Hamas aktif di bagian mana pun dari Jalur Gaza.”
Dia mengatakan bahwa dia merasa bertanggung jawab secara pribadi untuk mengembalikan semua sandera yang ditahan di Gaza “secepat mungkin.” Dia mengakui bahwa, meskipun kemajuan militer di Gaza selama setengah tahun terakhir, tidak semua tujuan telah tercapai, termasuk “mengembalikan semua sandera ke rumah” dan “membongkar Hamas di seluruh Jalur Gaza.”
IDF mengatakan sebelumnya pada hari Minggu bahwa pasukannya telah menarik diri dari kota Khan Younis, yang merupakan kota terbesar di selatan Jalur Gaza, dalam apa yang bisa menjadi titik balik dalam perang yang dimulai pada 7 Oktober. Namun, Israel masih akan memiliki “kehadiran kekuatan yang signifikan” di Gaza, kata mereka.
Kelompok militan Palestina Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober. Pembantaian itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan lebih dari 200 ditawan. Israel awalnya membalas dengan serangan udara sebelum juga meluncurkan serangan darat besar-besaran yang merambah dari utara ke selatan.
Meskipun ada penentangan internasional yang kuat, Israel telah berulang kali menyatakan bahwa mereka berencana untuk melakukan invasi besar-besaran ke Rafah, pusat populasi terakhir di Gaza yang belum melihat kehadiran pasukan darat.
Lebih dari 1 juta warga Palestina berlindung di Rafah dari pertempuran di tempat lain di daerah pesisir yang terisolasi itu. Sebagian besar Gaza hancur berantakan sementara peringatan kelaparan semakin meningkat. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mencatat jumlah kematian lebih dari 33.000.
Tampak umum dari kehancuran setelah penarikan pasukan Israel dari sebagian Khan Yunis. Mohammed Talatene/dpa