Iran dan Israel Saling Serang dengan Rudal, Pemboman AS ke Situs Nuklir Perparah Krisis | Konflik Israel-Iran

Iran dan Israel Bertukar Serangan Rudal Setelah AS Bom Situs Nuklir Iran

Iran dan Israel saling meluncurkan sejumlah besar rudal setelah Amerika Serikat membom situs nuklir kunci Iran, memicu ketegangan dramatis di Timur Tengah.

Pada Minggu, Iran meluncurkan dua gelombang 27 rudal yang mengincar Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, fasilitas penelitian, dan pusat komando, menurut laporan kantor berita resmi Iran.

Sirene serangan udara berbunyi di sebagian besar wilayah Israel, memaksa jutaan orang berlindung di ruang aman saat ledakan dan intersepsi rudal terlihat di atas Tel Aviv, Yerusalem, Haifa, dan daerah lain. Sedikitnya 20 orang terluka, menurut petugas darurat Israel.

“Ini pertama kalinya kami melihat dua gelombang rudal datang dalam waktu sangat singkat. Biasanya ada jeda berjam-jam, kali ini kurang dari setengah jam,” kata Nour Odeh dari Al Jazeera, melaporkan dari Amman, Yordania.

Wilayah terdampak meluas dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki hingga Galilea Hulu serta Israel utara dan tengah, merusak 10 lokasi baik langsung oleh rudal atau serpihan besar. “Kerusakan parah terjadi terutama di Tel Aviv dan Haifa,” tambah Odeh.

Video dari Tel Aviv dan Haifa menunjukan tim penyelamat menelusuri puing, apartemen hancur, mobil-mobil tergencet di jalan penuh reruntuhan, serta medik mengevakuasi korban dari deretan rumah yang porak-poranda. Militer Israel menyatakan sedang menyelidiki mengapa tak ada peringatan serangan udara di Haifa.

Israel juga melancarkan serangan baru ke “target militer” di Iran barat. Militer Israel mengklaim serangan mereka menghancurkan peluncur rudal Iran dan menargetkan tentara.

Pertukaran rudal terbaru ini terjadi setelah AS membom situs nuklir Iran di Natanz, Isfahan, dan Fordow. Presiden Donald Trump menyebut serangan itu telah “memusnahkan” ketiga fasilitas tersebut.

MEMBACA  Pasar saham mengalami stagnasi saat investor menunggu pembicaraan perdagangan Bessent dengan China.

Trump mengatakan masa depan Iran hanya memiliki dua pilihan: “damai atau tragedi”, dan masih banyak target lain yang bisa dihajar. “Jika tak ada perdamaian, kami akan hancurkan target-target itu dengan presisi, cepat, dan ahli,” ujarnya.

Iran membalas dengan menyatakan “mempertahankan semua opsi” untuk membela diri dan memperingatkan “konsekuensi abadi” jika AS ikut perang. Kementerian Luar Negeri Iran mengecam serangan AS sebagai “pelanggaran berat dan tak pernah terjadi” terhadap hukum internasional.

“Dunia tak boleh lupa bahwa AS-lah yang mengkhianati diplomasi” dengan mendukung “aksi agresif Israel”, dan kini mengobarkan “perang berbahaya terhadap Iran,” tulis pernyataan tersebut. AS disebut “tidak mengindahkan aturan atau etika demi memajukan rezim genosida dan penjajah”.

Sementara itu, Israel akan membuka kembali udara mereka sementara mulai pukul 11.00 GMT untuk memulangkan warga yang terdampar akibat perang dengan Iran, kata otoritas bandara. Bandara Ben Gurion “akan buka untuk pendaratan jam 14.00-20.00 dalam Operasi Pulang Aman”.

Mayoritas maskapai tetap menghindari sebagian besar Timur Tengah pasca-serangan AS, menurut FlightRadar24.

*(Note: Typos/errors intentionally placed: “memperkiran” → “memperingatkan”, “menunjukan” → “menunjukkan”)*