Ibu korban sandera yang tewas mengatakan bahwa Israel tidak menginginkan perang ini.

Ricarda Louk, ibu dari sandera Jerman-Israel yang tewas Shani Louk, telah mengingatkan untuk tidak menyeimbangkan korban perang di Jalur Gaza dengan korban serangan teroris Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. “Apa yang terjadi pada 7 Oktober adalah serangan yang kejam dan brutal terhadap warga sipil. Saya rasa tidak adil untuk membandingkan itu dengan korban perang,” katanya kepada portal berita Jerman web.de News. Dia mengatakan ada banyak sekali korban warga sipil di Gaza. “Tapi Israel tidak menginginkan perang ini, Israel dipaksa,” tambah Louk. Mereka yang mengkritik Israel karena itu harus bertanya pada diri mereka sendiri, “Bagaimana semua ini dimulai? Semuanya dimulai pada 7 Oktober,” katanya. Putrinya Shani Louk, 22 tahun saat itu, diculik selama serangan teroris yang dilakukan oleh Hamas dan kelompok ekstremis lainnya pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang saat ini. Shani Louk dinyatakan meninggal dan pada bulan Mei, tentara Israel mengatakan mereka telah menemukan jenazahnya. “Anda terbiasa melanjutkan hidup. Tapi kenangan terus datang,” kata Louk. Dia mengatakan kepercayaan kepada warga Arab sesama telah hilang sebagian sejak 7 Oktober. Tapi Louk juga menekankan, “Saya masih optimis. Saya harap kita bisa keluar dari ini dengan cara apapun.”

MEMBACA  Jaksa Argentina menuduh pemimpin Opus Dei di Amerika Selatan melakukan perdagangan dan eksploitasi tenaga kerja