Hukuman bagi pedofil Prancis yang produktif membuat korban terkejut

Korban-korban pedofil Prancis yang sangat produktif, Joel Le Scouarnec, menyatakan kekecewaan mereka karena mantan ahli bedah itu hanya dihukum 20 tahun penjara tanpa penahanan preventif—artinya ia bisa bebas pada awal 2030-an.

Pria berusia 74 tahun itu dinyatakan bersalah pada Selasa atas pelecehan seksual terhadap ratusan orang, sebagian besar pasien di bawah umurnya, selama puluhan tahun.

Selama persidangan, ia mengakui telah melakukan 111 kasus pemerkosaan dan 188 pelecehan seksual, serta dijatuhi hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Jaksa—yang menyebut Le Scouarnec sebagai “setan berbalut jas putih”—telah meminta pengadilan untuk menerapkan ketentuan langka, yaitu menahannya di pusat perawatan dan pengawasan meski setelah bebas, yang disebut penahanan preventif.

Namun hakim menolak permintaan ini, dengan alasan usia Le Scouarnec dan “keinginannya untuk memperbaiki diri” telah dipertimbangkan.

Le Scouarnec harus menjalani dua pertiga masa hukuman sebelum berhak atas pembebasan bersyarat.

Tapi karena ia sudah menjalani tujuh tahun akibat vonis sebelumnya atas pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap empat anak, ia bisa bebas bersyarat pada 2032.

Pengacaranya, Maxime Tessier, menegaskan bahwa mengatakan Le Scouarnec akan bebas saat itu “tidak akurat”, sebab pembebasan bersyarat bukan berarti bebas sepenuhnya.

Namun korban-korbannya—banyak yang setia menghadiri sidang selama tiga bulan di Vannes, Prancis utara—meratapi vonis tersebut.

“Untuk perampokan, risikonya 30 tahun. Tapi hukuman untuk ratusan pemerkosaan anak lebih ringan?” kata seorang korban kepada Le Monde.

Presiden kelompok advokasi anak, Solène Podevin Favre, mengaku mengharapkan vonis yang “kurang ringan” dan mencakup penahanan preventif pasca-hukuman.

“Ini memang hukuman maksimal,” ujarnya. “Tapi ini minimal yang kami harapkan. Namun dalam enam tahun, dia mungkin bebas. Sungguh mengejutkan.”

MEMBACA  Israel menyalahkan 'kegagalan' atas pembunuhan tenaga medis

Marie Grimaud, salah satu pengacara korban, mengatakan bahwa meski ia “secara intelektual” mengerti vonis ini, “secara simbolis” ia tidak bisa menerimanya.

Pengacara lain, Francesca Satta, merasa 20 tahun terlalu singkat mengingat jumlah korban dalam kasus ini.

“Sudah saatnya hukum berubah agar hukuman lebih sesuai,” tegasnya.

Namun dalam putusannya, Hakim Aude Burési menyatakan bahwa meski pengadilan “sangat memahami tuntutan para penggugat agar Le Scouarnec tak pernah bebas”, itu akan jadi demagogis dan khay