Hujan Deras di Musim Kemarau Sebabkan Kekacauan di Ibu Kota Kongo (Teks disusun secara visual dengan jarak yang seimbang dan mudah dibaca)

Minimal 29 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor di ibu kota Republik Demokratik Kongo, Kinshasa, menyusul hujjan deras yang tak biasa terjadi selama musim kemarau, kata kementerian dalam negeri.

Rumah-rumah hanyut, jalan-jalan tergenang, dan pemadaman listrik terjadi secara meluas karena sepertiga kota terdampak oleh hujan lebat tersebut.

Badan meteorologi RD Kongo, Mettelsat, menyatakan bahwa curah hujan mencapai 90mm (3,5 inci) pada Sabtu pagi—lebih tinggi dibanding hari mana pun selama musim hujan yang berlangsung dari November hingga Mei.

Para ahli mengatakan hujan deras ini dipicu oleh perubahan iklim. Dampaknya begitu parah akibat kurangnya perencanaan kota dan sistem drainase yang memadai.

Kinshasa terletak di tepi Sungai Kongo, salah satu sungai terpanjang di dunia yang membentang di sepanjang negara itu.

Banyak penduduk ibukota tinggal di rumah-rumah dengan konstruksi buruk atau dekat area rawan banjir, seiring pertumbuhan populasi akibat arus pendatang dari wilayah lain.

Populasi Kinshasa diperkirakan hampir mencapai 18 juta—naik lebih dari 4% sejak 2024, menurut Macrotrends.

Menteri Dalam Negeri Shabani Lukoo memimpin rapat darurat untuk koordinasi penanganan banjir, seperti dikutip dalam keterangan resmi.

Pemerintah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan akan menanggung biaya pemakaman 29 orang yang meninggal.

Lebih dari 100 orang tewas dalam banjir bandang di wilayah Kivu Selatan pada Mei lalu, dan lebih dari 30 orang di Kinshasa pada April.

Berita BBC lainnya tentang RD Kongo:

[Getty Images/BBC]

Kunjungi BBCAfrica.com untuk berita lebih lanjut dari benua Afrika.

Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook BBC Africa, atau Instagram bbcafrica.

Podcast BBC Africa


MEMBACA  Meratapi setahun setelah kehilangan ibu, ayah, dan anak-anak