Houthi Serang Lebih Banyak Kapal di Laut Merah Setelah Serangan yang Dipimpin Amerika Serikat di Yaman.

Hamas memimpin serangan pada 7 Oktober di selatan Israel yang, menurut pihak Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang. Respons militer Israel telah menewaskan lebih dari 23.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan Gaza.

Pada hari Senin, Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan bahwa mereka telah melanjutkan layanan darurat dan penyelamatan di Kota Gaza, di bagian utara wilayah tersebut, lebih dari dua bulan setelah serangan darat Israel memaksa mereka menghentikan operasi dan menutup rumah sakit mereka.

Pekan-penyerangan udara intens dan serangan darat Israel telah memutuskan akses ke bagian utara. Pelanjutan layanan sekarang memungkinkan karena pasukan militer Israel sedang menarik diri dari daerah sekitar beberapa rumah sakit di utara Gaza ketika mereka memusatkan perhatian mereka ke selatan, kata Nebal Farsakh, juru bicara Bulan Sabit Merah.

Hampir satu lusin anggota kru penyelamat tiba di Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza, yang dijalankan oleh Bulan Sabit Merah dan merupakan pusat operasi kelompok tersebut sebelum kehabisan bahan bakar dan ditutup pada 12 November. Nyonya Farsakh mengatakan mereka “terkejut dengan kehancuran masif” yang mereka temukan dan memutuskan bahwa mereka tidak bisa bekerja di sana.

“Rumah sakit ini sepenuhnya terbakar dari luar, dan di dalam semua peralatan benar-benar hancur,” ujarnya.

Pada hari Senin, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan dalam konferensi pers bahwa fase intensif manuver darat di utara Gaza telah berakhir dan pasukan sekarang sedang menghadapi “kantong-kantong perlawanan”.

Laporan ini disumbangkan oleh Eric Schmitt, Stephen Castle, Vivian Nereim, Hiba Yazbek, Isabel Kershner, Adam Rasgon, Stanley Reed, dan Jenny Gross.

MEMBACA  Tin Oo, salah satu pendiri Liga Nasional untuk Demokrasi Myanmar bersama Aung San Suu Kyi, meninggal pada usia 97 tahun