Pernyataan Gedung Putih yang Menyesatkan tentang Rancangan Undang-Undang Pajak
Dalam pernyataan pers pekan ini, Gedung Putih memilah-milih elemen terkait pajak penghasilan pribadi dalam "RUU besar dan indah"—rancangan undang-undang pajak dan belanja yang didorong oleh Presiden AS Donald Trump—dan mengklaim bahwa Partai Demokrat, dengan menolak RUU secara keseluruhan, berarti menentang setiap poin individual di dalamnya.
Taktik semacam ini menyesatkan, terutama karena Gedung Putih mengutik kebijakan dalam RUU yang justru didukung Demokrat untuk meningkatkan kehidupan warga AS dan bukan alasan utama penolakan mereka terhadap "RUU besar dan indah" tersebut.
Fakta di Balik Klaim Gedung Putih:
"Mereka menentang pemotongan pajak terbesar dalam sejarah, yang akan menambah $5.000 di kantong mereka dengan pengurangan pajak dua digit. Faktanya, warga AS berpenghasilan $30.000–$80.000 akan bayar 15% lebih sedikit."
Detail RUU pajak belum final. Dalam bentuk saat ini, analisis Tax Policy Center menunjukkan pemotongan pajak rata-rata hanya 2,4% untuk rumah tangga berpenghasilan menengah. Meski signifikan, ini bukan pemotongan terbesar—gelar itu masih dipegang kebijakan Ronald Reagan tahun 1981 sebesar 2,9%.
Benar ada penurunan dua digit (sekitar 11%) untuk sementara waktu, dan kelompok berpenghasilan $30.000–$80.000 memang akan bayar 15% lebih sedikit (Non-Partisan Joint Committee on Taxation).
"Mereka menentang TANPA PAJAK TIPS untuk pekerja layanan dan TANPA PAJAK LEMBUR untuk polisi, perawat, dll."
Ini hanya benar dalam konteks penolakan terhadap RUU Trump. Demokrat dan Republik sama-sama dukung konsep bebas pajak tips. Bahkan, Kamala Harris dan Trump pernah berjanji hal serupa dalam kampanye. No Tax on Tips Act yang diajukan Senator Ted Cruz (Republik) disponsori juga oleh Demokrat seperti Jacky Rosen dan disetujui Senat secara bulat.
"Mereka menentang pemotongan pajak bersejarah untuk lansia."
Di luar RUU ini, Demokrat umumnya tak menentang pemotongan pajak lansia. Beberapa Demokrat seperti Jimmy Panetta bahkan mendukung RUU yang menaikkan standard deduction untuk lansia sebesar $4.000. Tahun 2024, Demokrat juga mengajukan "You Earned It, You Keep It Act" untuk menghapus pajak tunjangan sosial, meski gagal di komite.
"Mereka menentang kenaikan child tax credit."
Sekali lagi, mereka menolak RUU Trump, bukan konsep child tax credit. Demokrat justru lama memperjuangkan perluasan kredit ini. April lalu, Senator Demokrat seperti Raphael Warnock dan Michael Bennett mengajukan RUU yang menaikkan kredit dari $2.000 menjadi $6.360 untuk bayi baru lahir—jauh lebih besar daripada kenaikan $500 dalam RUU Trump yang bersifat sementara.
"Mereka menentang rekening tabungan baru untuk bayi dan kesempatan anak-anak merasakan keajaiban bunga berbunga."
RUU tersebut memang memperkenalkan rekening tabungan anak dengan hibah $1.000 per bayi lahir 2025–2029. Namun, Demokrat bukan hanya mendukung ide ini—pada 2018, Cory Booker bahkan mengajukan American Opportunity Accounts Act yang lebih progresif, dengan hibah $1.000 plus kontribusi tahunan hingga $2.000.
"Mereka menentang perluasan akses penitipan anak untuk keluarga pekerja."
Klaim ini salah. Tautan Gedung Putih mengarah ke Paid Family and Medical Leave Credit, bukan akses penitipan anak. Demokrat justru fokus pada perluasan akses ini, termasuk universal pre-K. Tahun 2023, Republik malah menolak rencana Demokrat untuk menyelamatkan pusat penitipan anak yang terimbas pandemi.
"Merekan menentang keamanan perbatasan bersejarah demi keselamatan komunitas."
Tahun lalu, Trump-lah yang mendesak Republik menolak RUU keamanan perbatasan bipartisan. Demokrat memang menentang pendanaan tembok perbatasan (efektivitasnya hanya turunkan migrasi 0,6% menurut anal