Bloomberg/Getty
Masyarakat dan bisnis di AS menghadapi sejumlah perubahan kebijakan yang bergejolak dalam beberap bulan terakhir. Namun, satu hal tetap tak berubah: biaya pinjaman yang ditetapkan bank sentral AS.
The Federal Reserve tetap mempertahankan strategi tersebut pada Rabu, dengan mempertahankan suku bunga acuan tanpa perubahan, meski para pejabat memperkirakan kondisi ekonomi memburuk.
Keputusan ini menandai keempat kalinya secara beruntun tanpa tindakan apa pun, sehingga tingkat pinjaman berpengaruh bank tetap berkisar di 4,3%, posisinya sejak Desember.
Hal ini terjadi meski perkiraan pembuat kebijakan menunjukkan ekspektasi pertumbuhan lebih lambat, pengangguran lebih tinggi, dan inflasi lebih cepat dibanding proyeksi beberapa bulan lalu.
Biasanya, The Fed menurunkan biaya pinjaman jika ekonomi dianggap lesu dan menaikkannya jika harga mulai meroket terlalu cepat.
Inflasi, laju kenaikan harga, masih di atas target The Fed sebesar 2%, yakni 2,4% pada Mei.
Presiden Donald Trump berulang kali mendesak The Fed untuk memangkas suku bunga, dengan alasan sebagian masalah telah mereda.
Namun pejabat The Fed, yang berwenang membuat kebijakan independen dari Gedung Putih, menyatakan keputusan akan didasarkan pada data.
Mereka ingin informasi lebih lanjut sejauh mana tarif dan perubahan kebijakan lain mendorong kenaikan harga, memperlambat ekonomi AS—atau keduanya—sebelum menurunkan suku bunga.
Dalam pengumuman suku bunga, bank menyatakan ekonomi secara keseluruhan tetap “kokoh”.
Namun proyeksi yang dirilis menunjukkan pembuat kebijakan, rata-rata, memperkirakan pertumbuhan melambat jadi 1,4% tahun ini, turun dari 1,7% pada Maret.
Proyeksi ini juga memprediksi inflasi sekitar 3%, naik dari 2,7% di Maret, serta kenaikan tingkat pengangguran jadi 4,5%.
Dalam pernyataan sebelum keputusan The Fed, Trump kembali mengkritik ketua Jerome Powell, menyebutnya “bodoh” dan berspekulasi tentang akhir masa jabatannya.
European Central Bank telah memangkas suku bunga delapan kali sejak Juni lalu. Bank of England menurunkan biaya pinjaman bulan lalu namun diperkirakan akan mempertahankan suku bunga minggu ini.
Tapi Isaac Stell, manajer investasi di Wealth Club, mengatakan Trump mungkin “terjebak dalam ucapannya sendiri”, karena The Fed tetap berpegang pada pendekatan tunggu-dan-lihat.
“Bankir sentral cenderung menjaga kemandirian mereka dengan ketat, artinya kecuali ada alasan kuat untuk memotong, mereka mungkin akan tetap berdiam diri,” ujarnya.
Keputusan suku bunga The Fed menentukan biaya pinjaman jangka pendek bagi bank.
Tingkat ini kemudian sangat mempengaruhi biaya pinjaman di seluruh ekonomi, menentukan berapa yang akhirnya dibebankan bank biasa pada rumah tangga dan bisnis untuk KPR serta pinjaman lain.
Di angka 4,3%, suku bunga acuan The Fed masih jauh lebih tinggi dibanding periode 2008-2022, saat bank mulai menaikkan suku bunga akibat kenaikan harga.
Namun angka ini sekitar satu poin persen lebih rendah dari tahun lalu.